HUKAMANEWS - Jepang kini menjadi saksi tren spiritual yang menarik, di mana semakin banyak warganya yang memilih untuk menjadi mualaf.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan perubahan keyakinan individu tetapi juga menunjukkan bagaimana Islam diterima sebagai solusi dalam kehidupan modern.
Di tengah berbagai tantangan sosial, Islam menawarkan ketenangan jiwa yang dicari oleh banyak orang Jepang.
Apa yang mendorong tren ini dan bagaimana peran komunitas Islam dalam penyebarannya?
Baca Juga: 19 Tahun Berlalu! Bagaimana Nasib Warga Sidoarjo yang Terdampak Lumpur Lapindo?
Pada Januari 2025, sebanyak 15 warga Jepang bersyahadat di hadapan penceramah Sugimoto Sensei. Jika dirata-ratakan, dalam dua hari satu orang Jepang memutuskan masuk Islam.
Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan meningkatnya ketertarikan masyarakat Jepang terhadap Islam.
Menurut Cinta Quran Foundation, para dai dan komunitas Islam di Jepang bekerja tanpa lelah untuk menyebarkan syiar Islam.
Mereka memastikan bahwa ajaran Islam semakin dikenal dan dipahami oleh masyarakat Jepang.
Kegiatan dakwah ini tidak hanya dilakukan melalui ceramah tetapi juga dengan aksi nyata yang memperkenalkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian.
Baca Juga: 5 Masjid dengan Desain Ramah Lingkungan, Inovasi Hijau yang Perkuat Keimanan dan Kepedulian Umat!
Jepang menghadapi tantangan sosial yang cukup kompleks, termasuk tingginya angka bunuh diri, budaya kerja berlebihan (karoshi), dan fenomena lonely death atau kematian dalam kesendirian.
Kondisi ini membuat banyak orang mencari makna hidup yang lebih dalam dan jawaban atas pertanyaan spiritual mereka.
Islam hadir sebagai jawaban yang menjanjikan, menawarkan konsep kehidupan setelah mati yang sebelumnya jarang dibahas dalam budaya Jepang.
Konsep tauhid yang menekankan keesaan Tuhan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang mulai mempertanyakan tujuan hidup mereka.