global

Aset Rumah yang Dimiliki Salah Satu Tokoh Terkorup Dunia versi OCCRP Sheikh Hasina Dibakar Massa

Minggu, 9 Februari 2025 | 20:00 WIB
Ratusan pengunjuk rasa membakar rumah pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman di Dhaka yang juga ayah putri Sheikh Hasina, nominasi pemimpin terkorup versi OCCRP (Ist)

Dalam pidatonya, Hasina juga merenungkan upaya pembunuhan di masa lalu dan berkata, "Jika Allah telah menyelamatkan saya melalui semua serangan ini, pasti masih ada pekerjaan yang tersisa untuk saya. Kalau tidak, bagaimana saya bisa lolos dari kematian berkali-kali?"

Dalam tuduhan langsung, ia menyatakan bahwa gerakan baru-baru ini diatur untuk melenyapkan dirinya dan keluarganya.

"Rencana cermat Muhammad Yunus kali ini adalah untuk membunuh saya dan saudara perempuan saya," katanya, menunjuk pemenang Nobel itu sebagai pemain kunci dalam dugaan rencana tersebut.

Baca Juga: Kompleks Sudah Sumber Masalah Banjir di Kaligawe Semarang, Belasan Pompa Tak Kuat Beroperasi Berjam-Jam

Lebih lanjut mengkritik Yunus, pemimpin yang digulingkan itu mengatakan bahwa ia telah membantu Grameen Bank miliknya dan usaha-usahanya dengan pendanaan sebesar 400 crore taka Bangladesh.

"Namun, seluruh uang itu dicuci. Bangladesh menderita karena ambisi pribadi seorang pria," katanya.

Hasina mendesak para mahasiswa untuk tidak terlibat dalam protes yang sedang berlangsung, dengan menyatakan bahwa banyak yang telah disesatkan oleh kekuatan politik.

Mengakui kerentanan pikiran kaum muda, ia menyatakan, "Pada usia ini, mudah untuk dimanipulasi."

Mantan Perdana Menteri tersebut juga menekankan bahwa mahasiswa sejati tidak memiliki peran dalam kekerasan yang terjadi setelah gerakan kuota, dan sambil mengisyaratkan perubahan terkini di Universitas Dhaka, ia memperingatkan, "Jangan serahkan lembaga pendidikan Anda kepada teroris."

Baca Juga: DeepSeek R1 Terbukti Lemah, Ancaman Siber AI Kian Mengkhawatirkan!

Dalam pidatonya, Sheikh Hasina menunjukkan serangkaian dugaan kegagalan pemerintahan sejak kepergiannya, termasuk gangguan dalam pendidikan.

Ia menekankan bahwa di bawah pemerintahannya, para mahasiswa menerima buku pelajaran tepat waktu, tetapi hal itu tidak lagi terjadi.

Selain itu, ia menyuarakan kekhawatiran atas pembatasan terhadap perempuan dalam bidang olahraga, yang menandakan kemunduran dalam upaya kesetaraan gender.

Hasina juga menyoroti kekerasan yang meletus terhadap personel polisi dan pendukung Liga Awami setelah kepergiannya, menggambarkannya sebagai serangan terhadap hukum dan ketertiban.

Ia memperingatkan bahwa insiden semacam itu mengganggu stabilitas negara dan merusak pemerintahan yang demokratis.

Halaman:

Tags

Terkini