Smotrich menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai "bencana" bagi keamanan nasional Israel, dan Partai Zionis Religiusnya mengancam akan keluar dari pemerintahan jika tidak kembali berperang dengan Hamas, setelah fase enam minggu pertama gencatan senjata selesai.
Netanyahu menghadapi tekanan domestik yang semakin meningkat untuk memulangkan sejumlah besar tawanan di Gaza, tetapi mitra koalisi sayap kanannya mengancam akan keluar dari pemerintahannya jika dia membuat terlalu banyak konsesi.
Baca Juga: Ingin Ponsel Ramping dan Kuat? Samsung Galaxy A26 5G Jawabannya! Simak Bocoran Spesifikasinya
Pemimpin oposisi sentris Israel Yair Lapid meminta Netanyahu untuk tidak mundur dari kesepakatan gencatan senjata, menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung perjanjian tersebut.
Media Israel Haaretz melaporkan bahwa kabinet keamanan Israel sekarang akan "bersidang untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza pada Jumat pagi", mengutip sumber senior Israel.
"Setelah pertemuan kabinet keamanan, kabinet diharapkan akan memberikan suara atas kesepakatan tersebut. Menteri-menteri Israel belum dipanggil untuk membahas kesepakatan tersebut," Haaretz melaporkan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Kamis juga menyatakan keyakinannya bahwa perjanjian tersebut akan berlaku pada hari Minggu.
"Saya yakin, dan saya sepenuhnya berharap implementasinya akan dimulai, seperti yang kami katakan, pada hari Minggu," kata Blinken dalam konferensi pers di Washington, DC.***