Ada pula yang menilai perbincangan itu menunjukkan kedekatan pribadi Prabowo dengan keluarga Trump, sesuatu yang jarang terlihat di panggung diplomasi global.
Dari sisi diplomatik, analis hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Dr. Nindyo Prakoso, menilai bahwa peristiwa tersebut “tidak berpotensi menimbulkan ketegangan diplomatik,” melainkan justru menambah nilai humanis dan personal touch dalam hubungan kedua negara.
Meski terjadi tanpa sengaja, momen ini menegaskan bahwa diplomasi modern tak lagi terbatas di ruang pertemuan resmi.
Interaksi spontan semacam ini sering kali mencerminkan chemistry personal antar pemimpin dunia, yang bisa berimbas positif terhadap arah kerja sama bilateral.
Bagi publik Indonesia, peristiwa ini menjadi potret menarik dari gaya kepemimpinan Prabowo Subianto yang memadukan formalitas kenegaraan dengan spontanitas pribadi.
Dan bagi dunia, insiden “hot mic” ini mengingatkan bahwa di balik layar konferensi global, terkadang diplomasi justru dimulai dari percakapan sederhana.
Percakapan singkat yang terekam mikrofon itu mungkin hanya berlangsung beberapa detik, tetapi gaungnya panjang.
Bukan hanya karena melibatkan dua tokoh besar dunia, tetapi juga karena memperlihatkan hubungan bilateral Indonesia-AS yang semakin cair di bawah pemerintahan baru.
Jika benar rencana pertemuan dengan Eric Trump terealisasi, bukan tidak mungkin langkah ini menjadi awal kolaborasi bisnis dan diplomatik baru antara Jakarta dan keluarga Trump, khususnya di sektor ekonomi kreatif dan properti.
Dalam dunia politik global yang serba kaku, kadang momen kecil yang tak disengaja justru menjadi pintu besar menuju hubungan strategis yang lebih erat.***
Artikel Terkait
Trump Teken Keputusan Kontroversial, Departemen Pertahanan Kini Berganti Jadi Departemen Perang
Misteri Penembakan Diplomat RI di Peru, Investigasi Mengarah ke Sindikat Kriminal
Shigeru Ishiba Terpojok, Koalisi Kalah Pemilu, Tekanan Mundur dari Kursi PM Jepang Kian Keras
Guncang Dunia! PBB Ketok Deklarasi Palestina Bebas Hamas, Mayoritas Negara Arab & Non-Blok Bersatu
Mengurai Alasan Inggris Akui Palestina yang Memicu Ketegangan dengan Israel