Hambatan politik, resistensi Israel, perpecahan internal Palestina, hingga perbedaan sikap negara besar menjadi tantangan nyata.
Bagi Palestina, dukungan 142 negara bisa menjadi modal diplomasi yang berharga.
Namun tanpa dukungan Dewan Keamanan PBB, khususnya dari negara pemegang hak veto seperti AS, implementasi deklarasi akan sulit.
Di sisi lain, opini publik global semakin menunjukkan simpati pada rakyat Palestina.
Gelombang demonstrasi pro-Palestina yang terus terjadi di berbagai kota dunia, termasuk Jakarta dan Bandung, mencerminkan bahwa isu Gaza tidak hanya soal politik, melainkan juga soal kemanusiaan.
Deklarasi PBB ini memang tidak mengikat secara hukum, namun menjadi sinyal politik yang kuat bahwa mayoritas dunia ingin melihat Palestina merdeka tanpa kendali Hamas.
Apakah ini akan menjadi awal baru menuju solusi dua negara? Atau sekadar catatan diplomasi tanpa dampak nyata?
Jawabannya akan sangat ditentukan oleh langkah politik selanjutnya dari Israel, Palestina, dan para pemain besar dunia.
Yang jelas, dunia kini menunggu apakah New York Declaration akan benar-benar membuka jalan bagi perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.***
Artikel Terkait
Mahathir Mohamad Turun ke Jalan di Usia 100 Tahun, Pimpin Demo Desak Anwar Ibrahim Mundur
Sebelum Terjadinya Gempa yang Disebut Paling Terkuat Sejak 1952 di Rusia, Kemunculan 5 Paus Putih Beluga Jadi Pertanda Bakal Terjadinya Gempa Tsunami
Larangan Kibarkan Bendera One Piece oleh Pemerintah Indonesia Masuk dalam Berita Nasional Korea
Israel Makin Brutal Tewaskan 100 an Warga Gaza yang Sedang Kelaparan dan Berharap Bantuan Makanan, Janji Netanyahu Bakal Habisi Gaza
Krisis Kemanusiaan di Gaza Terus Memburuk, Total Warga Meninggal Akibat Kelaparan dan Malnutrisi 251 Orang, Termasuk 110 Anak