Laporan media lokal La Hora juga menunjukkan 1.098 kasus pembunuhan sepanjang Januari–Juni 2025, melonjak dari 937 kasus di periode sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini dipicu kian kuatnya kelompok kriminal terorganisir, sementara independensi lembaga peradilan dan kejaksaan semakin melemah akibat intervensi politik.
Lonjakan kriminalitas bahkan sempat memaksa Presiden Boluarte memberlakukan status darurat di ibu kota Lima pada Maret 2025, dengan pengerahan tentara untuk menekan kejahatan jalanan.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan telah meminta Pemerintah Peru mengusut tuntas kematian Zetro.
“Zetro adalah pegawai penuh dedikasi. Kami berkomitmen membantu keluarganya, termasuk menyelesaikan pendidikan anak-anak almarhum,” katanya.
Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta, menyebut peristiwa ini sebagai pelajaran penting bagi perlindungan staf diplomatik.
“Kami akan meningkatkan perlindungan bagi diplomat Indonesia di luar negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, mendesak Kemlu melakukan evaluasi menyeluruh atas keamanan staf di berbagai perwakilan luar negeri.
“Ini momentum koreksi agar tragedi seperti ini tak terulang,” kata Dave.***
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Subianto Terima Penghargaan Bergengsi Grand Collar de la Orden El Sol del Peru, Simbol Persahabatan Internasional
Presiden Vietnam Kejar Prabowo untuk Foto Bersama di Peru, Momen Tak Terduga yang Bikin Terkesan!
Eks Presiden Peru Dipenjara 15 Tahun, Istri Minta Suaka, Skandal Pencucian Uang Odebrecht Kembali Guncang Politik Amerika Latin
Diplomat Muda RI Tewas Ditembak di Peru, Polisi Buru Pelaku Misterius di Lima