Namun tawaran itu ia tolak, dan dananya justru disalurkan untuk kepentingan amal serta gereja.
Hal ini menegaskan bahwa posisi paus bukanlah pekerjaan yang dikompensasikan secara finansial, melainkan sebuah pengabdian spiritual yang mengedepankan pelayanan dan pengorbanan.
Dana Vatikan Bersumber dari Donasi hingga Investasi
Lantas, dari mana dana yang digunakan Vatikan untuk membiayai kehidupan Paus dan operasional negara?
Salah satu sumber utama adalah Peter’s Pence, yaitu donasi dari umat Katolik di seluruh dunia yang dikumpulkan setiap tahun.
Menurut Michigan Journal of Economics, donasi ini bisa mencapai 27 juta dolar AS atau sekitar Rp 446 miliar per tahun. Negara penyumbang terbesar biasanya berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
Selain donasi umat, Vatikan juga memiliki pemasukan dari museum, pengelolaan properti, hingga aset keuangan lainnya.
Namun, bukan berarti Vatikan tanpa tantangan. Pada tahun 2023, Vatikan mencatatkan defisit operasional hingga 90 juta dolar AS, atau setara Rp 1,48 triliun.
Kondisi ini turut memunculkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan dana pensiun untuk para staf dan pengurusnya.
Fasilitas Lengkap Tapi Tanpa Gaji
Meskipun tidak menerima gaji dalam arti harfiah, bukan berarti Paus Leo XIV hidup kekurangan.
Sebagai pemimpin Vatikan, ia mendapatkan berbagai fasilitas eksklusif yang menunjang tugas spiritual dan diplomatiknya.
Selain tempat tinggal dan kendaraan, Paus juga memiliki staf pribadi, termasuk penasehat teologis dan pejabat protokoler, yang membantunya dalam menjalankan agenda sehari-hari.
Artikel Terkait
Bicara Peluang Jadi Paus, Kardinal Suharyo: Nol Koma Nol Persen, Tapi Alasannya Nggak Terduga!
Makna Asap Hitam dan Putih di Konklaf 2025, Tanda dari Langit tentang Paus Baru
Pemilihan Paus Tercepat Sepanjang Sejarah Modern, Hanya Butuh 33 Jam di Tahun 1978
Robert Prevost Resmi Jadi Paus Leo XIV, Inilah Langkah Awal dan Arah Kepemimpinannya
Uskup Belgia Sambut Hangat Paus Leo XIV, Siap Melangkah Bersama Pemimpin Baru Gereja Katolik