climate-justice

Saat 1000 Cahaya Berdayakan Kembali Panel Surya Ponpes Darul Arqam Garut yang Lama Padam

Minggu, 30 November 2025 | 21:23 WIB
Panel Surya di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jawa Barat

HUKAMANEWS 1000 Cahaya - Suasana hangat menyambut kedatangan rombongan Roadshow Aksi Lingkungan Terpadu di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jumat (29/11). Di hari kedua rangkaian roadshow, tim 1000 Cahaya bersama pimpinan pesantren bertemu untuk membahas satu hal penting: bagaimana menghidupkan kembali solar panel berkapasitas 20 kWp yang terpasang sejak 2019, namun lama dianggap tidak berfungsi.

Awalnya, solar panel tersebut merupakan bantuan dari Kementerian ESDM dengan nilai sekitar Rp500 juta. Namun, keterbatasan literasi teknis membuat fasilitas itu terbengkalai. Supriyadi, Wakil Direktur bidang sarana dan prasarana, mengakui hal tersebut dengan jujur. “Kami tidak memiliki pendampingan setelah alat ini tiba. Karena ketidaktahuan, kami pikir solar panel itu tidak bekerja,” ujarnya.

Kondisi menjadi lebih rumit ketika PLN memberi teguran terkait administrasi jaringan on grid. Selama lima bulan terakhir, pesantren harus menanggung denda yang mencapai jutaan rupiah. Padahal, di sisi lain, kebutuhan listrik pesantren cukup besar—mulai dari laundry, pompa air, hingga puluhan rumah dinas.

Di hadapan peserta roadshow, Supriyadi menyampaikan harapan agar ada tindak lanjut nyata. Tidak hanya audit teknis, tetapi juga pelatihan agar tim pesantren mampu merawat dan mengoperasikan solar panel secara mandiri. “Kami berharap ada keberlanjutan. Tidak hanya alatnya yang hidup lagi, tapi juga SDM-nya,” katanya.

Sudarto M. Abukasim dari 1000 Cahaya memandang persoalan ini bukan sekadar teknis. Menurutnya, energi bersih hanya akan berdampak bila perilaku hemat energi tumbuh dalam keseharian. “Solar panel itu penting, tapi yang terpenting adalah kesadaran manusianya. Hemat energi tidak selalu butuh alat mahal. Mulai dari kebiasaan sehari-hari saja sudah sangat berarti,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa banyak masalah solar panel bukan disebabkan alatnya, melainkan miskomunikasi, terutama terkait regulasi yang berubah-ubah. Karena itu, tim 1000 Cahaya melakukan observasi awal untuk memastikan kondisi inverter, sistem on grid, hingga peluang pemanfaatan ulang. Bila dibutuhkan, solar panel bisa direlokasi untuk penerangan luar, kulkas asrama, atau bahkan dipadukan dengan baterai baru.

Tim 1000 Cahaya bersama perwakilan Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut

Dicky Edwin Hendarto dari Mitra Hijau yang menjadi salah satu teknisi pendamping, mengingatkan pentingnya dokumentasi serah terima barang, pengecekan rutin, dan tim teknis kecil yang terlatih.

“Panelnya tidak rusak. Yang penting dibersihkan dan dicek. Setelah audit selesai, kita bisa rumuskan kebutuhan energi dan berkoordinasi dengan PLN untuk langkah berikutnya,” ujarnya.

Kegiatan di Darul Arqam Garut ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow tiga hari yang menyambangi tiga titik: SD ‘Aisyiyah Kota Sukabumi, Darul Arqam Garut, dan ‘Aisyiyah Boarding School Bandung. Roadshow ini menjadi ruang belajar bersama untuk memastikan sistem energi surya yang sudah terpasang benar-benar bermanfaat bagi lembaga pendidikan.

Gerakan Green Hero 1000 Cahaya, yang diinisiasi ‘Aisyiyah, berfokus pada transisi energi bersih dan edukasi lingkungan melalui pendekatan keagamaan. Di banyak sekolah dan pesantren, panel surya bukan hanya simbol teknologi baru, tetapi komitmen untuk menjaga bumi.

Melalui roadshow ini, gerakan itu semakin nyata: solar panel yang dulu redup kini punya peluang untuk kembali menyala, membawa manfaat bagi ribuan santri dan warga pesantren.

Dan seperti yang diungkapkan Sudarto, cahaya sejati tidak hanya datang dari panel surya. Ia tumbuh dari kesadaran, perubahan perilaku, dan langkah kecil yang dilakukan bersama-sama.***

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB