climate-justice

Emisi Karbon Global Melonjak di 2024, Dunia di Ambang Krisis Iklim

Sabtu, 30 November 2024 | 06:00 WIB
Ilustrasi. Krisis iklim makin mengancam kehidupan bumi, saatnya dunia bergerak bersama-sama menghentikan laju kehancuran iklim.

HUKAMANEWS GreenFaith - Di tengah gempuran berbagai upaya mitigasi perubahan iklim, laporan terbaru Global Carbon Budget 2024 mengungkap fakta yang mengejutkan: emisi karbon global kembali meningkat.

Angka tersebut mencapai 41,6 miliar ton CO2. Artinya angka tersebut adalah 1 miliar ton lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan dunia masih jauh dari ambang penyelesaian krisis iklim.

Menurut laporan tersebut, emisi dari bahan bakar fosil menyumbang 37,4 miliar ton, naik 0,8 persen dibandingkan 2023. Jika tren ini terus berlanjut, peluang untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius seperti yang dijanjikan dalam Perjanjian Paris akan semakin sulit dicapai.

Baca Juga: Cuma Rp2 Jutaan, Realme Narzo 70x 5G, RAM 8GB, Baterai Jumbo, Multitasking Lancar, Gaming Makin Ngebut!

Tanda-Tanda Krisis Iklim yang Makin Mengkhawatirkan

Profesor Pierre Friedlingstein dari Global Systems Institute Exeter menegaskan bahwa saat ini dunia semakin dekat dengan batas kritis iklim.

"Waktu hampir habis untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris. Para pemimpin di COP29 harus segera mengambil langkah konkret dan cepat untuk memangkas emisi bahan bakar fosil," ujarnya.

Peningkatan emisi tahun ini didorong oleh lonjakan penggunaan gas sebesar 2,4 persen, terutama di China, serta peningkatan konsumsi minyak sebesar 0,9 persen akibat meningkatnya perjalanan udara internasional. Di sisi lain, perubahan tata guna lahan seperti deforestasi turut menyumbang lonjakan emisi, terutama di Brasil dan Indonesia.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Jenis Tanaman Hias Indoor Penyaring Udara Alami yang Mudah Ditanam, Lidah Mertua Hingga Sirih Gading

Menurut peneliti, El Niño yang terjadi pada 2023-2024 memperburuk situasi dengan meningkatkan intensitas kebakaran hutan, yang menyebabkan emisi tambahan dari deforestasi.

Meskipun ada laporan tentang penurunan emisi di 22 negara, termasuk Inggris dan Jerman, transisi global dari bahan bakar fosil masih jauh dari kenyataan. Di sisi lain, negara seperti China dan India mencatat peningkatan emisi signifikan akibat kebutuhan energi yang terus melonjak.

"Transisi global dari bahan bakar fosil jelas belum terlihat. Kita masih melihat proyek minyak dan gas baru disetujui, yang sepenuhnya bertentangan dengan ilmu pengetahuan tentang iklim," kata Romain Ioualalen dari Oil Change International.

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa konsentrasi karbon di atmosfer diperkirakan akan mencapai 422,5 ppm pada 2024—52 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat pra-industri. Jika emisi tidak segera ditekan, ambang batas pemanasan global 1,5 derajat Celsius diprediksi akan terlampaui dalam enam tahun ke depan.

Baca Juga: 5 Cara Cerdas Hemat Listrik di Rumah: Dompet Senang, Bumi Tersenyum!

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB