Oplosan tanpa standar yang jelas dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi performa kendaraan.
Ahli Mesin: Dampak Oplosan BBM pada Kendaraan
Jayan Sentanuhady, Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa pencampuran Pertalite dan Pertamax dalam tangki kendaraan tidak terlalu bermasalah karena nilai oktan masih dalam batas toleransi.
Namun, jika pencampuran dilakukan secara ilegal di depo dengan komposisi yang tidak standar, risikonya lebih besar.
Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi:
- Potensi Kerusakan Sistem Bahan Bakar: Jika komposisi blending tidak stabil, sensor dan injektor bisa mengalami gangguan.
- Penurunan Efisiensi Pembakaran: Mesin bisa menjadi lebih boros bahan bakar.
- Peningkatan Karbon Deposit: Residu sisa pembakaran berpotensi menyebabkan penurunan performa jangka panjang.
Sementara itu, Asep Suherman, Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor, menambahkan bahwa bahan bakar dengan nilai oktan lebih rendah dari spesifikasi mesin dapat menyebabkan knocking.
Ketukan ini bisa merusak piston dan komponen lain dalam jangka panjang.
Pertamina Bantah Dugaan Oplosan BBM
Menanggapi isu ini, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, membantah tudingan bahwa Pertamax yang dijual di SPBU merupakan hasil oplosan dari Pertalite.
“Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Kejaksaan Agung. Yang dipermasalahkan adalah dugaan pembelian dan pembayaran yang tidak sesuai, bukan soal pencampuran Pertalite menjadi Pertamax di distribusi publik,” ujar Fadjar.