Skandal BBM Oplosan! RON 90 Jadi Pertamax, Benarkah Bikin Mesin Rusak? Ini Faktanya

photo author
- Rabu, 26 Februari 2025 | 11:00 WIB
Kejagung bongkar dugaan korupsi BBM oplosan RON 90 ke RON 92.  (HukamaNews.com / Antara News)
Kejagung bongkar dugaan korupsi BBM oplosan RON 90 ke RON 92. (HukamaNews.com / Antara News)

Oplosan tanpa standar yang jelas dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi performa kendaraan.

Ahli Mesin: Dampak Oplosan BBM pada Kendaraan

Jayan Sentanuhady, Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa pencampuran Pertalite dan Pertamax dalam tangki kendaraan tidak terlalu bermasalah karena nilai oktan masih dalam batas toleransi.

Namun, jika pencampuran dilakukan secara ilegal di depo dengan komposisi yang tidak standar, risikonya lebih besar.

Baca Juga: Kejagung Usut Korupsi Minyak Mentah Rp193 T, 4 Saksi Diperiksa dan 7 Orang Ditahan, Ini Dia Nama-Nama yang Terlibat

Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi:

- Potensi Kerusakan Sistem Bahan Bakar: Jika komposisi blending tidak stabil, sensor dan injektor bisa mengalami gangguan.

- Penurunan Efisiensi Pembakaran: Mesin bisa menjadi lebih boros bahan bakar.

- Peningkatan Karbon Deposit: Residu sisa pembakaran berpotensi menyebabkan penurunan performa jangka panjang.

Sementara itu, Asep Suherman, Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor, menambahkan bahwa bahan bakar dengan nilai oktan lebih rendah dari spesifikasi mesin dapat menyebabkan knocking.

Baca Juga: Kasus Dugaan Gratifikasi Rita Widyasari, KPK Panggil Japto Soerjosoemarno Usai Sita 11 Mobil Mewah dan Uang Rp56 M dari Rumahnya

Ketukan ini bisa merusak piston dan komponen lain dalam jangka panjang.

Pertamina Bantah Dugaan Oplosan BBM

Menanggapi isu ini, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, membantah tudingan bahwa Pertamax yang dijual di SPBU merupakan hasil oplosan dari Pertalite.

“Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Kejaksaan Agung. Yang dipermasalahkan adalah dugaan pembelian dan pembayaran yang tidak sesuai, bukan soal pencampuran Pertalite menjadi Pertamax di distribusi publik,” ujar Fadjar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X