HUKAMANEWS - Kita sering kali mendengar tentang betapa pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencari alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Salah satu solusi yang belakangan ini mencuri perhatian adalah bioetanol, bahan bakar berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang dinilai memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah ini.
Ronny Purwadi, Ahli Proses Konversi Biomassa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), baru-baru ini menjelaskan mengapa bioetanol bisa menjadi pilihan yang sangat relevan untuk Indonesia.
Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang bioetanol dan manfaatnya.
Kenapa Harus Bioetanol?
Ronny Purwadi menjelaskan bahwa pengurangan penggunaan bahan bakar fosil adalah langkah penting untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Menurutnya, “Supaya tidak menjadi panas, gas rumah kaca harus dibatasi, maka penggunaan bahan bakar fosil ini harus dikurangi.”
Jadi, salah satu cara untuk menjaga stabilitas kebutuhan bahan bakar sambil mengurangi dampak lingkungan adalah dengan beralih ke energi baru yang siklusnya lebih cepat, seperti EBT.
Dalam diskusi media yang berlangsung di fasilitas manufaktur Toyota di Karawang, Ronny menyoroti bahwa penggunaan bahan bakar fosil masih mendominasi sektor transportasi.
Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, seperti peningkatan penggunaan biodiesel, bioetanol menawarkan solusi tambahan yang patut dipertimbangkan.
Bioetanol vs. Biodiesel: Mana yang Lebih Efektif?
Biodiesel, yang berbasis minyak sawit, telah menjadi salah satu solusi yang dipromosikan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.