pendidikan

Sudah Waktunya Pendidikan Indonesia Kembali ke Ajaran Ki Hajar Dewantara, Bukan Cuma Mengejar Nilai di Atas Kertas!

Jumat, 4 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Sudah Waktunya Pendidikan Indonesia Kembali ke Ajaran Ki Hajar Dewantara, Bukan Cuma Mengejar Nilai di Atas Kertas! (Net / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS - Di era modern yang serba digital ini, pendidikan Indonesia sering kali terjebak dalam rutinitas mengejar angka-angka, nilai akademis, dan ujian-ujian tanpa henti.

Anak-anak kita dipaksa untuk berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik, seolah itu adalah satu-satunya tolok ukur kecerdasan dan kesuksesan.

Tapi, pernahkah kita berhenti sejenak dan berpikir, “Apakah ini benar-benar pendidikan yang kita inginkan untuk generasi masa depan?”

Baca Juga: Kronologi Kebakaran Hebat di Lantai 5 Mal Ciputra! Restoran Terbakar, Ini Penyebabnya yang Bikin Kaget Warga Jakarta!

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Putu Supadma Rudana, baru-baru ini menyuarakan sesuatu yang sering kali terlupakan dalam diskursus pendidikan di Indonesia: ajaran dan gagasan besar Ki Hajar Dewantara.

Dalam sebuah Studium Generale di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Putu menegaskan bahwa pendidikan di Indonesia harus kembali ke filosofi pendidikan holistik yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, di mana pendidikan tidak hanya mengejar angka, tetapi lebih dari itu, pendidikan harus membentuk manusia seutuhnya, baik dari aspek intelektual, emosional, spiritual, hingga kebudayaan.

Putu dengan tegas menyatakan, “Tidak boleh ada kasta dalam pendidikan. Pendidikan adalah hak asasi manusia yang wajib dipenuhi oleh negara.”

Baca Juga: KPK Endus Skandal APD Covid-19, Dugaan Korupsi Berjamaah di Balik Proyek Miliaran Rupiah yang Bikin Negara Merugi!

Kalimat ini mungkin terdengar sederhana, namun memiliki dampak yang mendalam.

Bayangkan dunia di mana setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi, mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang, tidak hanya menjadi “cerdas” di atas kertas, tetapi juga menjadi manusia yang cerdas secara emosional dan spiritual.

Tentu saja, kita tidak bisa menutup mata dari perkembangan teknologi. Pendidikan digital, AI, dan intervensi teknologi lainnya jelas berperan besar dalam membentuk masa depan pendidikan.

Namun, jangan sampai kita lupa, teknologi hanyalah alat, bukan tujuan akhir.

Baca Juga: Tutup PLTU Terakhir, Inggris Jadi Negara G7 Pertama Tinggalkan Batu Bara!

Ki Hajar Dewantara sudah jauh-jauh hari mengingatkan kita bahwa pendidikan harus mencerdaskan manusia secara holistik, bukan hanya sekadar membuat mereka pintar dalam matematika atau fisika, tapi juga menjadikan mereka peka secara emosional dan memiliki kecerdasan spiritual.

Putu, yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, mengingatkan pentingnya konsep "IQ, EQ, dan SQ" atau kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Halaman:

Tags

Terkini

Sekolah Tak Ada PR, Menguntungkan Siswa Atau Siapa

Selasa, 24 Juni 2025 | 19:57 WIB