Penegasan ini diperkuat oleh pernyataan dari Dr. Istiqomah, S.Psi, M.Si yang menyebutkan untuk dapat membangun harmoni dengan pasangan maka dibutuhkan empati dalam keluarga.
“Empati berbeda dengan simpati, empati dalam hubungan romantis adalah kemampuan untuk memahami, berbagi dan menanggapi pengalaman emosional pasangan dengan cara yang penuh perhatian dan mendukung. Hubungan romantis akan tercapai kalo kita bisa meningkatkan rasa percaya, meningkatkan kedekatan dan sehingga mencapai kepuasaan, tutur Istiqomah.
Karena itu, untuk menghasilkan keluarga yang harmonis, lebih dulu diawali dengan peningkatan empati sesama anggota keluarga, suami dengan istri dan orang tua dengan anak.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias terlihat dari hangatnya diskusi yang terbuka antara narasumber dan peserta.
Kegiatan diakhiri dengan saling bertukar cindera mata dari DWP Kemnaker RI kepada para narasumber dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana dan sebaliknya.***
Artikel Terkait
Amankan Ruang Digital Anak Dari Fenomena "Fantasi Sedarah"
Lepas 273 Anak Bermasalah Usai Dididik di Barak Militer, Dedi Mulyadi Sentil Negara Sengaja Buat Anak Muda Bodoh Agar Bangsa Mudah Dijarah Asing
Ini Alasan Sahrul Gunawan Larang Anak Sulungnya Ezzar Kuliah di UGM, Padahal Sudah Lolos Tes
Kenapa Anak Jaman Now Berantakan Saat Bicara Bahasa Indonesia, Mu'ti Punya Analisanya
Komunikasi Sehat Pasangan Bahagia, Kementerian Ketenagakerjaan Gelar Seminar Kupas Tuntas Permasalahan Keluarga, Pasangan dan Anak