Menanggapi hal itu, Andreas mengajak peserta membaca buku karya Arief Budiman berjudul Pembagian Kerja Secara Seksual (1985). Buku tersebut menjelaskan bagaimana perempuan dibentuk dan diasuh untuk menerima sesuatu yang sebenarnya tidak alamiah (nurture). Perempuan secara biologis melahirkan dan menyusui (nature), tapi sejak kecil diarahkan untuk bermain boneka, memasak, dan aktivitas domestik lainnya. Mereka jarang didorong untuk berinteraksi dengan teknologi, militer, atau olahraga. Ketika dewasa, perempuan tidak didorong untuk masuk ke sektor publik seperti teknologi atau militer. Mereka dibina agar tetap berada di sektor domestik: mengasuh anak, memasak, dan mengurus rumah.
Sebagai jurnalis, meliput setiap pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan harus dilakukan dengan keberanian, fakta, empati, dan independensi demi keadilan bagi semua. Hanya dengan jurnalisme yang adil dan suara yang beragam, kita bisa membangun masyarakat inklusif dan berkeadilan.***