HUKAMANEWS - Pernah menikmati ikan patin bakar ala Banjarmasin? Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Kota Banjarmasin untuk menghadiri kegiatan Cabang, Rating, dan Masjid Award yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Selama tiga hari itu, saya hampir selalu menjadikan ikan patin bakar sebagai menu makan siang dan sore. Dua potong ikan patin bagian tengah sudah cukup untuk memasok energi agar dapat bekerja seharian.
Pilihan utama saya jatuh pada Rumah Silaturahmi Jukung Julak, sebuah rumah makan yang menyajikan hidangan khas Banjarmasin. Menyantap ikan patin bakar dengan sambal mangga di siang hari, lalu menutupnya dengan teh tawar hangat, membuat saya tak henti-henti mengucap Syukur Alhamdulillah.
Baca Juga: Gaduh Ijazah Jokowi: Jejak Hoaks Berulang di Balik Kabut Polemik yang Difabrikasi
Rumah Silaturahmi Jukung Julak dirintis oleh Hj Maserah, seorang aktivis Aisyiyah. Ia terletak di Jalan Banua Anyar No.53, Benua Anyar, Kota Banjarmasin. Rumah makan ini bukan sekadar tempat untuk menikmati kuliner khas Banjar, tetapi juga sebuah rumah perjuangan yang menyimpan banyak kisah haru di baliknya. Para pekerjanya adalah anak-anak muda, sebagian merupakan anak-anak kurang mampu dan alumni panti asuhan yang dikelola oleh Hj. Maserah bersama ibu-ibu Aisyiyah lainnya.
Hj Maserah enggan bergantung pada kemurahan hati para donatur Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk memenuhi kebutuhan panti asuhan. Meminta dukungan pemerintah pun bukan pilihan mudah karena prosedurnya panjang dan hasilnya sering kali tidak sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan.
Bersama ibu-ibu Aisyiyah, ia mencari jalan agar panti asuhan dapat berjalan secara mandiri. Salah satu pilihan ikhtiarnya adalah mendirikan rumah makan yang menyajikan masakan khas Banjarmasin. Kecintaan dan keahliannya dalam meracik bumbu, adalah modal alamiah yang utama.
Setelah pensiun sebagai guru sekolah dasar, ia langsung mengeksekusi ide tersebut. Dengan dukungan penuh dari suami dan keterlibatan para-alumni panti yang belum bekerja, rumah makan itu pun berdiri. Peran anak-anak muda itu sangat membantu operasionalnya.
Sebagian hasil penjualan rumah makan dialokasikan untuk kegiatan panti asuhan, termasuk membantu biaya sekolah, makan, tempat tinggal dan kebutuhan harian anak-anak kurang mampu di bantaran sungai.
Berkat dukungan ini, beberapa anak yang awalnya tidak mampu bersekolah kini sudah menyelesaikan pendidikan, bahkan ada yang kuliah dan bekerja secara mandiri lalu berkeluarga.
Rumah makan ini juga membantu para mualaf yang membutuhkan bimbingan keagamaan. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah insentif kepada guru-guru agama yang mengajar mereka.
Satu lagi kelompok masyarakat yang sering terabaikan adalah warga miskin yang terjerat pinjaman online atau utang berbunga tinggi. Rumah Silaturahmi Jukung Julak berusaha membantu mereka dengan memberi akses untuk berjualan bahan makanan yang kemudian dibeli oleh rumah makan.