HUKAMANEWS - Pada Senin (16/9), umat muslim merayakan peringatan Maulid Nabi.
Ada banyak perdebatan apakah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Untuk mengetahui hal ini baiknya kita simak penjelasan Syeikh Utsman Al Khamis, seorang ulama dari Kuwait.
Dikutip dari akun X Txt dari Foto Dakwah @fotodakwah, pada Sabtu (14/9), akun ini menayangkan video tentang perayaan Maulid Nabi Muhamamd SAW dilihat dari 5 sisi.
Menurut, Syeikh yang seorang sunni manhaj ahlus sunnah wal jama'ah, sisi pertama bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah merayakan hari ini (Maulid), beliau tidak pernah menetapkannya.
Baca Juga: Cara Membuat GIF dari Video di WhatsApp, Panduan Praktis dan Mudah
"Bahkan tidak pernah ada nukilah dalam riwayat walaupun Dha'if bahwa Nabi merayakan hari ini (Maulid)," ujar Syeikh yang seorang ahli hukum tamatan Universitas Al Imam Muhammad bin Su'ad Al Islamiyyah, Arab Saudi.
Kedua, begitu juga sahabat Nabi Muhammad SAW, seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Al Hasan, Daulah Ummawiyyah, Daulah Abbasiyyah.
"Tidak pernah dinukil satu riwayat pun menjelaskan hal itu dan mereka para sahabat adalah orang yang paling bersemangat untuk kebaikan," katanya.
"Jika itu suatu kebaikan tentulah kami (para sahabat) yang paling duluan melakukannya."
Sisi ketiga, Nabi Muhammad SAW bersabda "Tidaklah aku meninggalkan suatu kebaikan atau tidaklah aku meninggalkan suatu perkara yang dapat mendekatkan diri kalian kepada Allah SWT dan surga."
"Melainkan telah aku perintahkan kalian untuk mengerjakannya."
Baca Juga: Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Benarkah Akan Meredakan Ketegangan dengan Jokowi?
"Dan tidaklah aku meninggalkan suatu perkara yang dapat menjauhkanmu dari Allah SWT dan dapat mendekatimu ke neraka, melainkan aku telah melarang perbuatan tersebut."
Menurut Syeikh, dan ada pun ini Maulid Nabi tidak pernah dikabari oleh nabi sendiri.