Pendapat ini didukung oleh hadis Rasulullah SAW tentang keutamaan waktu shalat Jumat:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ…
"Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa mandi pada hari Jumat, kemudian pergi (shalat Jumat) pada saat pertama, maka seakan-akan ia berkurban unta, pada saat kedua, seakan-akan ia berkurban sapi, pada saat ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Urutan dalam hadis ini unta, sapi, kambing dianggap sebagai indikasi hierarki keutamaan hewan kurban.
Selain itu, unta memiliki keunggulan praktis ukurannya yang besar, harganya yang lebih mahal, dan jumlah daging yang melimpah membuatnya lebih bermanfaat untuk dibagikan kepada kaum muslimin.
Sapi juga memiliki keunggulan serupa dibandingkan kambing, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Sebaliknya, Imam Maliki berpendapat bahwa kambing adalah pilihan terbaik, diikuti sapi, lalu unta.
Pandangan ini didasarkan pada kebiasaan Rasulullah SAW yang lebih sering berkurban dengan kambing, yang dianggap sebagai bentuk kemudahan bagi umat.
Tidak semua orang mampu membeli unta atau sapi, tetapi kambing lebih terjangkau dan mudah didapat.
Pilihan Rasulullah untuk berkurban dengan kambing juga mencerminkan prinsip meringankan beban umat, sebagaimana kambing cukup untuk mewakili kurban satu keluarga.
Meski begitu, esensi kurban tidak hanya terletak pada jenis hewan, tetapi juga pada niat dan keikhlasan.
Dalam hadis dari Abu Ayyub al-Anshari, disebutkan:
كَانَ الرَّجُلُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ، ثُمَّ تَبَاهَى النَّاسُ، فَصَارَ كَمَا تَرَى
"Dahulu di masa Nabi SAW, seorang lelaki berkurban dengan satu kambing untuk dirinya dan keluarganya. Mereka makan sembelihan tersebut dan memberi makan orang lain. Kemudian setelah itu, orang-orang mulai berbangga-bangga (dengan banyaknya hewan kurban) sebagaimana engkau lihat." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Hadis ini mengingatkan bahwa kurban, meskipun hanya satu kambing, telah cukup untuk sebuah keluarga, dengan pahala yang mengalir untuk anggota keluarga yang hidup maupun yang telah wafat.
Artikel Terkait
Siapkan Kurban 5 Sapi di Idul Adha 2025, Inul Daratista: Alhamdulillah, rezekinya berlimpah
Sapi Limosin Jadi Ternak Paling Gagah dan Paling Dicari Jelang Idul Adha
Jadwal Libur Idul Adha 2025 Resmi Ditetapkan, Siap-Siap Nikmati Long Weekend!
Resmi! Idul Adha 2025 Jatuh di Hari Jumat 6 Juni 2025, Siap-siap Long Weekend dan Potong Kurban Bareng Keluarga!
Idul Adha 2025 Jatuh Jumat, 6 Juni! Ini Rahasia Penetapan Serentak Pemerintah, NU, Muhammadiyah dan Otoritas Arab Saudi
Jadwal Lengkap dan Lokasi Shalat Idul Adha 2025 di Jakarta, Bogor, dan Depok, Jangan Sampai Terlambat!