Hukamanews.com - Nyamuk Aedes Aegypti disebut sebagai serangga penyebar demam berdarah dengue (DBD). Menurut dokter ahli infeksi dan pediatri tropik dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), nyamuk ini ditandai dengan ciri fisik di bagian kaki yang berwarna hitam putih.
Mulya mengatakan bahwa DBD bisa menyerang semua kelompok umur. Namun sebagian besar kasus DBD yang terjadi di Indonesia mengarah kepada remaja.
“Remaja banyak sekali yang datang dengan fase kritis. Jadi banyak remaja yang merasa kalau minum kan jadi muntah, jadi pilih gak minum jadi dehidrasi, lemes, tidur seharian. Apalagi di kos sendirian, enggak ada yang mengingatkan, itu biasanya yang kita takutkan,” terang dr. Mulya.
Baca Juga: Mengenali Ciri-Ciri Nyamuk Penyebab Demam Berdarah
Selain ciri fisik nyamuk, ia juga menyebutkan kecenderungan nyamuk tersebut saat menggigit. Menurutnya, aedes aegypti biasanya menggigit pada pagi hari.
“Dia senangnya gigitnya pada pagi hari. Antara pukul 10 sampai pukul 12 di masa anak-anak sedang sekolah. Rata-rata kenanya di situ. Selain itu sebelum magrib pukul 4-5 sore.”
Lebih lanjut, apabila seseorang terinfeksi demam berdarah maka hal pertama yang harus di lakukan adalah mengukur suhu tubuh pasien.
Baca Juga: DB Meningkat, Permintaan Minuman Jus Beet Ikut Naik
Indikator demam yang dialami pasien, bisa menjadi penentu kapan seseorang harus dilarikan menuju rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Kalau demam terus-menerus tinggi, biasanya kasus infeksi virus tinggi sekali panasnya bisa sampai 39 kadang 40. Jika demam 2-3 hari nggak membaik segera ke rumah sakit. Tapi kalau pada DBD memang gejala batuk bisa saja terjadi namun persentasenya kecil hanya 10-15 persen dan tidak sesak seperti Covid-19 yang lebih pada saluran pernapasan. DBD lebih kepada demam dan pendarahan kulit,” tuntasnya