Hukamanews.com – Kasus demam berdarah sedang mewabah di Kota Semarang. Hal ini ditandai dengan angka Incidence Rate (IR) sebesar 32,09.
Pelaksana Harian Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono, mengatakan, kasus demam berdarah sampai dengan minggu ke-28 per 15 Juli 2022, tercatat sudah ada 536 kasus dan sebanyak 23 kasus diantaranya meninggal dunia.
“Kasus demam berdarah meningkat saat kemarau, namun masih turun hujan, sehinga memungkinkan terjadi perkembangan jentik nyamuk di sumber demam berdarah,” jelas Widoyono, kepada Elisabeth Widowati dari Hukamanews.com pada Rabu 20 Juli 2022.
Baca Juga: Menikmati Hangatnya Matahari Pagi di Puncak Sikunir
Kasus tertinggi demam berdarah di Kota Semarang, tercatat ada di wilayah Kecamatan Tugu, Kecamatan Banyumanik , dan Ngalian. Sementara kelurahan tertinggi ada di terboyo Kulon, Polaman, dan Karangkidul. Air hujan kadang menggenang di pot bunga, ban bekas, dan selokan, yang membuat jentik – jentik ini nyaman.
Nugraheni, salah satu warga Pedurungan Semarang, adalah salah satu orangtua yang anaknya menjadi pasien demam berdarah. Akibat penyakit ini, anaknya harus menjalani rawat intensif di rumah sakit setempat.
“Saya tidak dapat mendeteksi dari mana penularan demam berdarah ini berasal. Apakah dari sekolah atau lingkungan rumah. Tahu – tahu demam tinggi, dan harus segera dilarikan ke rumah sakit,” tutur Nugraheni.
Baca Juga: Petani Alpukat resah akibat Perubahan Musim
Langkah antisipasi mencegah penyebaran kasus demam berdarah terus dilakukan pemerintah kota Semarang, dengan mengingatkan masyarakat kampanye pemberantasan sarang nyamuk. Dua tahun terakhir, karena lebih fokus pada pandemi Covid-19, masyarakat jadi kendor untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
“Jangan lengah, rutin menguras bak mandi mengecek pot bunga, tempat makan burung , dan bak cuci harus disimpan dengan baik,” tegasnya