nasional

Modus Teroris Menggalang Dana, dari Perampokan sampai Cari Pinjaman Online

Jumat, 27 Mei 2022 | 07:16 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai modus kelompok teroris yang melakukan penggalangan dana atas.

Hukamanews.com - Beragam modus kelompok teroris menggalang dana untuk membiayai operasi teror. Mulai dari perampokan sampai mengelabui pinjaman online dan gunakan teknologi digital.

Karopenmas Div. Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengungkapkan kelompok teroris memanfaatkan kemampuan teknologi untuk menngalang dana masyarakat bagi kejahatan terorisme.

Ahmad Ramadhan mengungkap modus-modus menggalang dana yang dilakukan kelompok teroris, yakni secara luring maupun daring.

Menurut dia, secara luring, kegiatan penggalangan dana terorisme dilakukan dengan cara mencari sumbangan/donasi.

Baca Juga: Densus 88 Ingatkan Warga agar Waspada saat Beri Sumbangan

"Sumbangan atau donasi dilakukan dengan berbagai cara, baik menyumbangkan atau memberikan uang/aset yang dimiliki secara langsung kepada sesama anggota kelompok untuk melaksanakan rencana tindak pidana terorisme," demikian disampaikan Brigjen Ahmad Ramadhan melalui keterangannya di Jakarta, Kamis 26 Mei 2022.

Cara berikutnya, dikatakan Ramadhan, kelompok teroris menjual aset pribadi. Aset pribadi merupakan salah satu cara untuk mendanai diri sendiri sebagai modal untuk melaksanakan kegiatan tindak pidana terorisme.

"Pada aspek ini cenderung digunakan untuk biaya hijrah, pergi ke luar negeri, baik ke Suriah maupun Filipina untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang ada di sana," katanya.

Kemudian kelompok teroris menggalang dana dengan cara melakukan perampokan. Kelompok JAD dan AD mengenal istilah perampokan dengan sebutan fa'i.

Baca Juga: Enam Fakta terkait Penangkapan Mahasiswa Terduga Teroris di Kota Malang oleh Densus 88

"Mereka melakukan berbagai perampokan untuk mendapatkan dana, misalnya, kelompok Abu Roban pada 2013 melakukan berbagai perampokan di bank, kantor pos, dan toko bangunan," katanya.

Pada tahun 2016, lanjut Ramadhan, kelompok AD juga yang melakukan perampokan toko emas untuk biaya hijrah ke Suriah.

Sementara itu, kelompok MIT Poso cenderung melakukan pencurian kendaraan roda dua dan dijual, kemudian uangnya dikirimkan ke kelompok MIT yang berada di gunung.

Adapun penggalangan dana secara daring dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Halaman:

Tags

Terkini