Konteks Ekonomi: Mengapa Koperasi Modern Jadi Solusi?
Data Kemenkop (2024) mencatat pertumbuhan UMKM cukup tinggi, namun hanya 19% UMKM yang terkoneksi rantai pasok besar dan 6% yang mendapat akses ke pembiayaan formal.
Di sisi lain, empat tantangan UMKM paling besar masih sama:
- Modal terbatas
- Akses pasar minim
- Harga logistik tinggi
- Margin dikendalikan distributor besar
Model koperasi modern seperti KKMP Tukangkayu dianggap menjawab masalah tersebut karena berperan sebagai distributor, pasar, sekaligus lembaga keuangan mikro.
Dengan digitalisasi, koperasi juga membuka ruang pengawasan publik—hal yang sering jadi titik lemah koperasi lama.
Peluncuran KKMP Tukangkayu menandai fase baru koperasi Indonesia—bukan nostalgia sejarah, tetapi organisme ekonomi modern.
Menkop Ferry menegaskan bahwa masyarakat harus mampu memproduksi sendiri, menjual sendiri, dan membiayai sendiri.
Banyuwangi kini menjadi rujukan nasional penguatan ekonomi kelurahan berbasis koperasi digital dan gotong royong.
Jika model ini berhasil direplikasi secara disiplin dan transparan, maka koperasi bukan lagi pelengkap pembangunan, tetapi fondasi kedaulatan ekonomi masyarakat.***