Pandangan Ekonom: “Jangan Tergesa, Butuh Waktu 8 Tahun”
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menegaskan bahwa redenominasi tidak bisa dilakukan secara instan.
“Proses ini membutuhkan waktu minimal delapan tahun, termasuk penyusunan undang-undang dan sosialisasi publik,” ujarnya kepada -Beritasatu.com- (10/11/2025).
Menurut Nailul, target pemerintah untuk menerapkan redenominasi pada 2027 terlalu ambisius.
Selain biaya besar untuk pembaruan sistem keuangan dan infrastruktur, tantangan terbesar justru ada pada pemahaman masyarakat.
“Ini program lintas pemerintahan. Butuh dua sampai tiga periode untuk bisa efektif,” tegasnya.
Dampak Positif Redenominasi Jika Diterapkan Tepat
Meski penuh tantangan, redenominasi tetap memiliki sejumlah manfaat strategis:
- Efisiensi transaksi: Penulisan nominal lebih singkat dan mudah dibaca.
- Mengurangi human error: Kesalahan perhitungan harga dapat diminimalkan.
- Memperkuat citra rupiah: Nilai nominal kecil mencerminkan stabilitas ekonomi.
- Mempermudah pelaporan keuangan: Baik di dunia usaha maupun keuangan negara.
- Meningkatkan kepercayaan investor: Rupiah yang efisien memberi sinyal positif terhadap perekonomian nasional.
Perlu Hati-hati, Jangan Ulangi Kesalahan Sanering
Redenominasi rupiah bukan solusi instan, melainkan strategi jangka panjang untuk menciptakan sistem keuangan yang lebih efisien dan modern.
Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS Bikin Dolar Melemah, Pasar Saham Justru Menguat
Namun, tanpa kesiapan ekonomi, regulasi, dan edukasi publik yang kuat, kebijakan ini bisa menimbulkan efek psikologis negatif dan kekacauan harga di lapangan.
Masyarakat perlu terus diedukasi bahwa redenominasi bukan pemangkasan nilai uang, melainkan penataan agar rupiah lebih efisien dan berwibawa.