Para saksi menyebut suara ledakan cukup keras hingga terdengar ke jalan raya.
Kepanikan terjadi karena banyak siswa berada di lokasi dalam kondisi berdekatan.
Kepolisian langsung melakukan sterilisasi lokasi, olah tempat kejadian perkara (TKP), serta pengumpulan bukti material.
Beberapa bagian bangunan dilaporkan mengalami kerusakan, sementara tim Inafis mengambil serpihan untuk pengujian laboratorium forensik.
Hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai jenis bahan peledak yang digunakan.
Pentingnya Keamanan Sekolah: Suara Publik Menguat
Setelah kejadian, diskusi publik di media sosial meningkat tajam, terutama terkait keamanan fasilitas pendidikan.
Banyak orang tua menyoroti kurangnya SOP keamanan di sekolah dan minimnya program deteksi ancaman non-akademik.
Sebagian warganet juga mendesak pemerintah memperkuat peran pengawasan internal serta pendidikan anti-kekerasan kepada siswa.
Secara nasional, terdapat lebih dari 56 ribu SMA/SMK negeri dan swasta, dan mayoritas tidak memiliki standar keamanan khusus untuk mencegah ancaman sejenis.
Pakar keamanan publik menilai, sekolah perlu memasukkan modul “keselamatan lingkungan” sebagaimana diterapkan di beberapa negara Asia Timur.
Modul ini mencakup deteksi tanda-tanda radikalisasi, pencegahan perundungan ekstrem, hingga pemantauan barang berbahaya.
Kapolri: Edukasi Dini dan Kewaspadaan Jadi Kunci
Kapolri menekankan bahwa insiden ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama dunia pendidikan.
Edukasi dini soal keamanan menjadi langkah krusial agar siswa memahami risiko dan mampu bertindak tepat saat terjadi ancaman.