Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa kebijakan yang dibuat tidak berhenti di meja rapat, melainkan turun langsung ke lapangan.
Kasus Purbaya dan Hotman ini menggambarkan perubahan menarik dalam komunikasi publik pemerintahan era digital.
Tokoh-tokoh teknokrat kini bisa menjadi sorotan media sosial, bukan hanya karena kebijakan, tapi juga karena narasi personal dan gaya komunikasi mereka.
Fenomena ini sekaligus menunjukkan bagaimana transparansi dan keberanian mengambil keputusan bisa meningkatkan kepercayaan publik, sesuatu yang sangat sejalan dengan semangat pemerintahan terbuka dan akuntabel.
Di tengah derasnya arus informasi dan tren media sosial, kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat selalu punya peluang besar untuk viral.
Purbaya mungkin tidak bermaksud mencari popularitas, tapi tindakan nyatanya berhasil mengubah wajah kebijakan ekonomi jadi lebih dekat dengan rakyat.
Sementara Hotman, dengan gayanya yang khas, kembali membuktikan bahwa isu serius pun bisa dikemas ringan tanpa kehilangan substansi.
Keduanya—Hotman Paris dan Purbaya Yudhi Sadewa, mewakili dua sisi publik figur Indonesia: satu dengan gaya flamboyan, satu lagi dengan ketegasan teknokratik.
Tapi keduanya punya satu kesamaan: berani bicara dan bertindak di ruang publik.***