Beberapa analis menilai pemerintah perlu lebih fokus memperkuat kebijakan vokasi dan pelatihan kerja yang berorientasi industri, bukan hanya pertumbuhan angka PDB semata.
“Pertumbuhan tanpa pemerataan tenaga kerja akan membuat ekonomi tampak tumbuh di atas kertas, tetapi tidak terasa di rumah tangga muda,” ujar seorang pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung.
Menkeu Purbaya kini menghadapi tantangan ganda: menepati janji pemulihan ekonomi di akhir 2025 sekaligus membuktikan bahwa pertumbuhan tersebut benar-benar inklusif.
Selama angka pengangguran muda masih melampaui 15 persen, janji “lapangan kerja makin mudah dicari” akan tetap menjadi harapan yang belum terwujud.
Publik menunggu, apakah optimisme pemerintah dapat berbanding lurus dengan realitas ekonomi generasi muda yang selama ini menjadi tulang punggung masa depan Indonesia.***