“Bahkan Shell di Amerika pun menjual bensin dengan etanol 10 persen, dan semua kendaraan berjalan baik-baik saja,” kata Prof. Tri menegaskan.
Dengan demikian, kadar etanol 3,5 persen yang digunakan Pertamina justru jauh lebih rendah dari standar internasional dan sangat aman bagi kendaraan di Indonesia.
Penggunaan etanol sebenarnya membawa manfaat lingkungan. Etanol merupakan bahan bakar berbasis biomassa yang dapat membantu mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap minyak fosil murni.
Selain itu, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, juga aktif mengedukasi masyarakat agar tidak mudah termakan hoaks tentang kualitas BBM nasional.
Baca Juga: Buronan Kelas Kakap Riza Chalid dan Jurist Tan Diburu Interpol, Polri Ungkap Proses Rahasia di Lyon!
Informasi palsu yang tidak berdasar kerap menimbulkan keresahan dan menurunkan kepercayaan terhadap produk dalam negeri.
Konsumen disarankan untuk selalu memeriksa sumber informasi resmi sebelum menyebarkan atau mempercayai isu seputar bahan bakar.
Dengan dukungan riset dari perguruan tinggi seperti ITB, Pertamina terus memperkuat komitmennya dalam menyediakan BBM berkualitas, aman, dan ramah lingkungan bagi masyarakat.
Fakta ilmiah menunjukkan bahwa etanol dalam BBM Pertamina tidak berbahaya dan tidak menurunkan performa kendaraan, bahkan membantu meningkatkan efisiensi mesin.
Di tengah maraknya informasi keliru di media sosial, publik diharapkan lebih selektif dalam menerima kabar, terutama yang menyangkut bahan bakar dan teknologi otomotif.
Edukasi publik menjadi kunci agar masyarakat makin cerdas dalam memahami energi yang digunakan sehari-hari.***