Menurut Pertamina, sinergi ini membutuhkan ruang negosiasi yang saling menghormati prosedur internal masing-masing pihak.
Menanggapi isu terkait kandungan etanol dalam BBM, Pertamina Patra Niaga menyebut hal ini bukan hal baru.
Campuran etanol hingga 10 persen telah menjadi praktik umum di banyak negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Thailand.
Selain aman digunakan, teknologi ini juga mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Baca Juga: Kisah Dramatis Evakuasi Santri Ponpes Al Khoziny, Jeritan Santri Terdengar dari Balik Reruntuhan
“Penggunaan etanol di BBM merupakan best practice internasional untuk energi lebih ramah lingkungan,” jelas Roberth.
Layanan Konsumen Tetap Terjamin
Meski muncul polemik di masyarakat, Pertamina menegaskan layanan energi tetap berjalan normal tanpa kendala.
Konsumen juga diberikan akses mudah untuk menyampaikan keluhan melalui Pertamina Contact Center 135, baik lewat telepon maupun media sosial @pertamina135.
Sejumlah pengguna di media sosial menyambut baik langkah ini. Beberapa warganet menilai layanan cepat tanggap Pertamina membuat masyarakat lebih tenang, terlebih ketika isu kelangkaan BBM kembali muncul di ruang publik.
Dengan langkah-langkah ini, Pertamina Patra Niaga memastikan masyarakat dapat menikmati layanan energi yang andal, aman, serta sesuai standar di seluruh penjuru negeri.
Baca Juga: Hakim MK Sentil Hasto soal Gugatan UU Tipikor: Kalau DPR Setuju, Kenapa Ribut ke MK?
Komitmen Pertamina Patra Niaga menjaga ketersediaan BBM tidak hanya menjadi bagian dari tugas bisnis, tetapi juga tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Dengan distribusi hingga pelosok, kolaborasi dengan swasta, serta penerapan teknologi ramah lingkungan, Pertamina menunjukkan upaya konkret menjaga ketahanan energi nasional.
Konsumen kini diharapkan lebih tenang, karena pasokan BBM dipastikan tetap aman. Dengan sinergi dan inovasi, Pertamina ingin memastikan energi hadir sebagai penggerak roda ekonomi sekaligus kesejahteraan masyarakat.***