Meski menghadapi krisis kepercayaan akibat sejumlah persoalan, Erick melakukan reformasi di tubuh federasi sepak bola, memperbaiki tata kelola, meningkatkan kualitas liga, dan memperkuat pembinaan atlet muda.
Visi Erick sebagai Menpora: Sinergi Olahraga dan Pembangunan
Pengalaman Erick sebagai Menteri BUMN juga menjadi modal penting.
Ia berhasil mendorong sinergi BUMN untuk mendukung pembiayaan olahraga, pembangunan infrastruktur, hingga diplomasi ekonomi melalui sport diplomacy.
Kini, sebagai Menpora, Erick menghadapi tantangan besar:
- SEA Games 2025 yang akan menjadi tolok ukur awal kepemimpinannya.
- Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana Timnas Indonesia sudah menapaki putaran keempat.
- Penguatan ekosistem olahraga nasional, mulai dari fasilitas latihan atlet, regenerasi talenta muda, hingga kampanye gaya hidup sehat bagi masyarakat.
Baca Juga: Polri Ajukan Red Notice Riza Chalid ke Interpol, Buronan Kasus Korupsi Minyak Mentah
Banyak pihak menilai langkah Presiden Prabowo menempatkan Erick sebagai Menpora adalah upaya serius memperbaiki prestasi olahraga Indonesia, sekaligus menjadikan olahraga sebagai sarana diplomasi dan persatuan bangsa.
Publik menanggapi pengangkatan Erick dengan beragam komentar. Sebagian menilai kehadiran Erick di kursi Menpora akan membawa angin segar bagi dunia olahraga, mengingat rekam jejaknya yang kaya pengalaman.
Di media sosial, sejumlah netizen menyebut keputusan ini sebagai “strategi tepat” karena Erick dianggap figur yang mengerti peta olahraga dunia.
Namun, ada pula suara kritis yang menyoroti apakah rangkap perannya di PSSI akan tetap efektif bila disandingkan dengan jabatan Menpora.
Baca Juga: Kuasa Hukum Rudy Tanoe Gugat Penetapan Tersangka, Sebut KPK Langgar Prosedur
Di sisi lain, komunitas olahraga lokal, termasuk Bandung yang dikenal sebagai salah satu barometer sepak bola Indonesia, menaruh harapan tinggi.