Eko Patrio, dari Komedian ke Pimpinan Komisi
Rieke juga mengungkap pengalamannya bekerja bersama Eko Patrio di Komisi VI DPR RI. Menurutnya, meski dikenal dengan gaya humoris, Eko justru serius dalam menjalankan tugas.
Ia bahkan memberikan dukungan penuh ketika Rieke menangani kasus yang menimpa almarhum Mat Solar.
Tak hanya itu, Eko turut terlibat dalam mengawal isu besar, mulai dari pelunasan tanah warga, pembongkaran mafia pangan, hingga kasus mafia timah yang sempat mengguncang nasional.
“Sebagai pimpinan, mas Eko selalu memberi ruang pada kami untuk bicara, termasuk dalam kasus besar seperti Pertamina. Dia tidak pernah membatasi anggota,” tegas Rieke.
Baca Juga: Gelombang Reformasi Nepal Meledak, ‘Nepo Kids’ Jadi Simbol Kemarahan Generasi Muda
Bayang-Bayang Kontroversi
Meski mendapat apresiasi dari rekan separtai, perjalanan politik Uya Kuya dan Eko Patrio tak lepas dari sorotan publik.
Pada 1 September 2025, Partai Amanat Nasional (PAN) resmi menonaktifkan keduanya dari keanggotaan DPR RI.
Langkah tegas itu diambil setelah video mereka berjoget di Sidang Paripurna MPR (15 Agustus 2025) viral di media sosial.
Aksi tersebut menuai kritik keras karena dianggap tidak pantas di tengah situasi ekonomi yang sedang sulit.
Banyak pihak menilai, kasus ini menunjukkan rapuhnya batas antara dunia hiburan dan politik ketika seorang figur publik masuk ke ruang legislatif.
Baca Juga: Rahayu Saraswati Lepas Kursi DPR Usai Kontroversi, Benarkah Disiapkan Gantikan Dito Ariotedjo?
Di satu sisi, mereka membawa popularitas yang bisa menggaet perhatian rakyat. Namun di sisi lain, gestur kecil yang dianggap “hiburan” bisa berbalik menjadi blunder besar.
Respon masyarakat pun terbelah. Sebagian menilai Uya dan Eko telah memberi warna baru di DPR dengan gaya yang lebih cair, mendekatkan lembaga negara pada rakyat.