Kondisi ini membuat sebagian wisatawan menunda perjalanan hingga situasi dinilai benar-benar aman. Di sisi lain, beberapa pengunjung yang tetap datang terlihat lebih hati-hati dan cepat meninggalkan lokasi wisata saat terjadi getaran kecil.
Meski jumlah wisatawan berkurang, pengelola tempat wisata di Lembang berupaya memberi rasa aman dengan menyiapkan mitigasi bencana.
Floating Market misalnya, sudah melatih pegawai dalam menghadapi situasi darurat, menyediakan jalur evakuasi, hingga titik kumpul yang mudah diakses.
“Petunjuk evakuasi selalu kami sampaikan ke wisatawan. Jadi mereka tahu ke mana harus bergerak kalau terjadi hal yang tidak diinginkan,” tutur Intan.
Baca Juga: Gelar Operasi Pasar Dimana - Mana, Harga Beras Cuma Turun Tipis
Langkah ini diharapkan bisa memberikan rasa tenang bagi pengunjung, sekaligus menjaga kepercayaan wisatawan bahwa berlibur ke Lembang tetap memungkinkan asalkan mengikuti prosedur keamanan.
Sebagai salah satu ikon wisata Jawa Barat, Lembang kini menghadapi tantangan besar.
Di satu sisi, destinasi ini menawarkan udara sejuk, panorama indah, dan banyak pilihan rekreasi keluarga.
Namun di sisi lain, ancaman Sesar Lembang yang terus menghantui berpotensi menekan geliat pariwisata.
Beberapa pemerhati pariwisata menilai pemerintah daerah perlu lebih proaktif dalam memberikan edukasi mitigasi bencana kepada wisatawan.
Transparansi soal kondisi sesar, kesiapan alat deteksi dini, serta skenario penanganan darurat sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Meski aktivitas wisata sedang menurun, para pengelola berharap situasi segera kembali pulih. “Kalau kondisi dianggap aman, wisatawan pasti akan datang lagi. Lembang terlalu indah untuk ditinggalkan,” ujar Intan optimistis.***