Di Dukuh Gendono, satu rumah milik warga bernama Tamsir rusak berat, sementara empat rumah lainnya milik Sureni, Sukrin, Suntari, dan Suparman tercatat mengalami kerusakan sedang.
Kerugian material tak berhenti di situ. Beberapa ternak yang dimiliki warga juga menjadi korban.
Dari laporan BPBD, enam sapi dan tiga kambing berhasil diselamatkan, tetapi satu sapi dan dua kambing mati terbakar.
Api Sulit Dikendalikan
Mulyowati menjelaskan, kebakaran dipicu oleh blow out pada sumur minyak ilegal. Ledakan kuat dengan tekanan gas tinggi membuat api langsung membesar dan tak bisa dipadamkan warga.
Baca Juga: Setnov Keluar dari Sukamiskin tapi Wajib Lapor hingga 2029, Masih Ada Ruang Balik ke Panggung?
“Api cukup besar dengan tekanan gas tinggi, sehingga tidak bisa ditangani sendiri. Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina HSSE dan Badan Pengelola Energi untuk langkah pemadaman dan pencegahan meluasnya api,” ujarnya.
Hingga Senin siang, tim gabungan dari BPBD, pemadam kebakaran, hingga aparat desa masih berjibaku di lokasi.
Tanggul darurat dibuat untuk mengendalikan kobaran api, sementara suplai air terus digelontorkan.
Desakan Penertiban Sumur Minyak Ilegal
Kebakaran sumur minyak ilegal bukan kali pertama terjadi di Blora. Aktivitas pengeboran minyak tradisional yang tidak diawasi sering kali menimbulkan risiko fatal.
Sejumlah warga berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas.
“Kalau tidak ada penertiban, kejadian seperti ini bisa terus berulang. Warga sudah resah,” ujar salah seorang tokoh desa.
Baca Juga: Setnov Keluar dari Sukamiskin tapi Wajib Lapor hingga 2029, Masih Ada Ruang Balik ke Panggung?
Tragedi ini kembali membuka diskusi soal keberadaan sumur minyak rakyat yang kerap beroperasi tanpa standar keselamatan.