Jika terealisasi, jalur ini akan membuka akses transportasi yang jauh lebih cepat, menghubungkan titik-titik penting di Pulau Borneo, sekaligus memperkuat perdagangan lintas negara.
Para pengamat transportasi menilai proyek ini dapat menjadi game changer di kawasan, mengingat jalur darat di Borneo selama ini masih terbatas dan bergantung pada moda transportasi jalan raya.
Tak hanya itu, konektivitas yang terbangun diyakini mampu memperkuat integrasi ekonomi kawasan dan mendukung sektor pariwisata.
“Bayangkan wisatawan bisa naik kereta dari Sabah menuju Kalimantan tanpa harus berpindah moda transportasi. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Borneo,” ujar salah satu analis infrastruktur di Kuala Lumpur.
Meski begitu, tantangan tetap ada, mulai dari kesepakatan teknis antarpemerintah, pembebasan lahan, hingga penyelarasan regulasi lintas negara.
Namun, optimisme tetap tinggi karena proyek ini membawa nilai strategis yang besar bagi ketiga negara.
Dengan target studi kelayakan selesai pada 2026, Kereta Api Trans Borneo kini semakin dekat dari sekadar wacana.
Apabila semua berjalan sesuai rencana, jalur ini akan menjadi simbol baru konektivitas Asia Tenggara, menghubungkan tiga negara di atas satu rel.***