HUKAMANEWS - Suasana haru bercampur amarah menyelimuti Tempat Pemakaman Umum Kapadala, Kota Kupang, Sabtu siang.
Ribuan orang memadati lokasi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI yang meninggal dunia dengan dugaan kuat menjadi korban penganiayaan oleh seniornya.
Sejak pagi, arus pelayat terlihat mengalir menuju rumah duka di asrama TNI AD Kuanino.
Prosesi diawali dengan ibadah bersama yang berlangsung sekitar dua jam.
Isak tangis pecah di antara doa-doa, terutama dari keluarga inti yang belum bisa menerima kepergian Prada Lucky dalam kondisi yang mereka sebut tidak wajar.
Suara Sepriana Paulina Mirpey, ibu Prada Lucky, terdengar memecah hening.
“Mama belum terima nak, mama tidak terima kamu pergi seperti ini,” ujarnya dengan nada bergetar, disaksikan para pelayat yang ikut terdiam.
Tak lama setelah ibadah usai, pasukan TNI melaksanakan prosesi penyerahan jenazah secara kedinasan.
Kas Brigif Letkol Bayu Sigit Dwi Untoro bertindak sebagai inspektur upacara di depan rumah duka.
Tembakan salvo dari prajurit Kodim Kupang dan Brigif Komodo mengiringi perjalanan terakhir sang prajurit muda menuju liang lahat.
Di tengah prosesi, ayah almarhum, Sersan Mayor Christian Namo, menyampaikan pesan tegas.
Ia menegaskan bahwa pemakaman bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan keluarga untuk menuntut keadilan.
“Kami ingin ini diungkap seadil-adilnya. Para pelaku harus dihukum sesuai aturan yang berlaku,” kata Christian.