Ia juga menyoroti kehadiran BIN, yang biasanya bergerak secara diam-diam dan jarang tampil dalam forum publik seperti ini.
“Kalau BIN ikut serta, ini bukan pertemuan biasa,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (20/7/2025).
Menurut Herry, bisa jadi ada ancaman strategis yang sedang diantisipasi, mulai dari serangan siber, penyebaran disinformasi, hingga propaganda politik yang bisa menggoyang stabilitas nasional.
Ia bahkan menduga kuat, pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan penting yang rawan menuai protes.
“Kebijakan besar seperti revisi undang-undang strategis atau kebijakan keamanan digital sangat mungkin sedang disiapkan. Rapat ini bisa jadi langkah antisipatif supaya semua lembaga tidak salah langkah saat tekanan politik meningkat,” tuturnya.
Apalagi, di tengah suasana politik yang mulai menghangat menjelang masa kerja pemerintahan baru, tiap keputusan yang diambil pemerintah punya konsekuensi luas.
Stabilitas nasional pun menjadi taruhan.
Herry menambahkan, eskalasi gejolak politik, baik melalui demonstrasi maupun konflik di antara elite politik, bisa membawa efek domino yang panjang.
Itulah mengapa koordinasi awal sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman antarinstansi.
Baca Juga: Melukis Jadi Pengisi Waktu SBY di Kamar Perawatan RSPAD Gatot Subroto
Dalam dokumentasi resmi dari Sekretariat Kabinet, terlihat para peserta rapat seperti Kepala BIN Herindra dan Dasco Ahmad tengah mencatat dengan serius selama diskusi berlangsung.
Isu-isu yang dibahas disebut berkaitan dengan berbagai program prioritas pemerintah yang telah berjalan maupun yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Beberapa di antaranya adalah program makan bergizi gratis (MBG), cek kesehatan gratis (CKG), sekolah rakyat (SR), hingga rencana peluncuran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih secara nasional oleh Presiden Prabowo.
Program Kopdes Merah Putih disebut-sebut sebagai strategi pemerintah memperkuat ekonomi kerakyatan di level desa.