HUKAMANEWS – Operasi SAR gabungan pencarian kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya diperpanjang hingga 7 hari ke depan. Operasi SAR gabungan perpanjangan ini diserahkan pada Kantor SAR Surabaya Jawa Timur dan dibantu jajaran TNI, Polri, Basarnas Banyuwangi, BPBD dan jajaran terkait.
Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno, mengatakan perpanjangan operasi SAR ini dilakukan demi kemanusiaan, karena masih ada 17 korban yang belum ditemukan. Sejauh ini baru 48 korban yang telah ditemukan, dengan rincian 30 selamat, 18 korban meninggal dunia.
Keluarga korban merasa lega ketika mendengar kabar bangkai kapal telah ditemukan oleh tim SAR. Terlebih dengan ditemukannya bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya, keluarga berharap jika korban yang seandainya terjebak di kapal segera ditemukan.
"Lega (kapal KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan). Umpamanya anak saya kejebak di dalamnya itu, bisa tahu gitu," ungkap ibu salah satu korban KMP Tunu Pratama Jaya, Endang, Selasa 15 Juli 2025
Faktor kendala utama dari operasi SAR pencarian kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya adalah cuaca buruk yaitu gelombang tinggi, angin kencang, dan arus bawah laut.
Setelah mendapatkan semua visual kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, upaya pengangkatan bangkai kapal segera dilaporkan. Hal ini disampaikan Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno.
Baca Juga: Jemput Paksa Mantan Staf Khusus Nadiem, Kejagung Telusuri Hubungan Google dan Gojek
Kapal terdeteksi secara visual di kedalaman 49 m di bawah laut. Ia menjelaskan sesuai dengan prosedur terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan berbagai pihak sebelum pengangkatan kapal dilakukan. Langkah pertama, KSOP berkoordinasi dengan operator kapal terkait pengangkatan kapal dan administrasi secara tertulis.
Selanjutnya, Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya akan mengeluarkan pemberitahuan maritim kepada seluruh masyarakat, khususnya pengguna laut di Selat Bali yang melintas area referensi 8, yaitu titik di mana kapal berada. Di titik referensi ini akan diberikan penanda agar posisi kapal terlihat jelas sehingga masyarakat bisa menghindari aktivitas di area tersebut.
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ini terekam kamera bawah laut milik Dirpol Air Polda Jatim dan TNI AL melalui KRI Spica. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno menegaskan, dari hasil dari penggambaran bawah air yang dilakukan oleh Tim SAR Gabungan yang menerjunkan sejumlah Remotely Operator Vehicle (ROV) diketahui bentuk dari bagian bawah kapal saat docking.
"Ini adalah gambar bagian bawah kapal saat berada didudukan docking ketika berada di darat, gambar ini sama dengan hasil tangkapan gambar yang diambil oleh camera bawah air dari KRI Spika TNI AL," ungkap Ribut Eko Suyatno.