Selain itu, muncul dorongan agar sistem pengawasan armada milik ASDP juga dievaluasi ulang untuk mencegah tragedi serupa terulang.
Pihak Basarnas menyebut bahwa pencarian akan terus dilakukan selama tujuh hari ke depan, mengikuti standar operasional pencarian dan pertolongan di laut.
Sembilan armada pencari dari berbagai instansi telah dikerahkan, termasuk dua kapal milik Basarnas, dua dari KSOP, dua kapal perusahaan, dan kapal lainnya dari Pol Air.
Sementara itu, aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang sempat dihentikan sementara pada pagi hari untuk memberi ruang pencarian.
Namun saat ini, penyeberangan sudah kembali normal meski ada antrean kendaraan di area parkir.
Keluarga penumpang pun berdatangan ke dua pelabuhan, baik Ketapang maupun Gilimanuk, untuk mencari kabar terbaru tentang kerabat mereka yang ada dalam manifest.
Sebagian dari mereka bahkan sempat berkomunikasi dengan penumpang sebelum kapal dinyatakan tenggelam.
Tragedi ini menjadi pengingat pahit betapa krusialnya keselamatan di transportasi laut, terlebih di jalur penyeberangan penting seperti Selat Bali.***