nasional

5 Jam Nonstop! Aliran Lahar Gunung Semeru Bisa Capai 13 Km, Warga Lumajang Harus Siaga Total!

Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB
Aktivitas Gunung Semeru meningkat, banjir lahar terpantau 5 jam, warga dilarang dekati kawasan rawan erupsi dan sungai. (HukamaNews.com / Antara )

HUKAMANEWS - Hujan deras yang mengguyur kawasan puncak Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Jumat (27/6) malam memicu peristiwa alam yang cukup mengkhawatirkan.

Gunung paling tinggi di Pulau Jawa ini kembali menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik lewat getaran banjir lahar yang tercatat lebih dari lima jam.

Fenomena ini langsung menjadi sorotan mengingat durasinya yang cukup panjang dan potensi bahayanya bagi warga di sekitar aliran sungai.

Banjir lahar hujan merupakan salah satu ancaman nyata dari gunung berapi aktif, terutama saat curah hujan tinggi mengguyur material vulkanik yang belum stabil.

Baca Juga: Masa Cegah Cuma 6 Bulan, Nadiem Makarim Terancam Jadi Tersangka, Publik Desak Kejagung Bongkar Dugaan Korupsi Chromebook

Kondisi ini bisa berujung pada banjir lahar dingin yang mengalir deras dan membawa material bebatuan serta pasir dari lereng gunung ke wilayah pemukiman.

Kamu yang tinggal di wilayah Lumajang atau sekitarnya perlu benar-benar memperhatikan imbauan dari pihak berwenang.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, menyampaikan bahwa getaran banjir lahar yang tercatat memiliki amplitudo sebesar 20 mm dan berlangsung selama 19.800 detik, atau sekitar 5,5 jam.

Data tersebut diperoleh dari hasil pemantauan aktivitas kegempaan selama 24 jam terakhir.

Tak hanya itu, Semeru juga menunjukkan aktivitas lain yang tak kalah intens.

Baca Juga: Tengah Dilanda Cuaca Ekstrem, Baiknya Naik Gunung Semeru Pakai Pemandu

Dalam periode yang sama, tercatat sebanyak 36 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo antara 10 hingga 22 mm dan durasi gempa berkisar 62 hingga 205 detik.

Selain itu, ada tujuh kali gempa hembusan dan dua kali gempa harmonik yang turut memperkuat indikasi peningkatan aktivitas gunung.

Mukdas menjelaskan, visual pengamatan terhadap puncak Semeru cukup terbatas akibat kondisi cuaca yang mendung hingga hujan.

Asap kawah tidak terlihat karena gunung tertutup kabut dengan level intensitas 0-II hingga 0-III.

Halaman:

Tags

Terkini