Akibatnya, korban harus menunggu dalam ketidakpastian tanpa mendapat kejelasan mengenai proses adopsi yang dijanjikan.
Dugaan kuat menyebutkan bahwa pelaku telah memanfaatkan keinginan tulus calon orang tua untuk mengadopsi bayi sebagai alat menipu.
Tak hanya mengincar uang, tindakan ini juga menyentuh sisi emosional korban yang berharap bisa segera memiliki anak angkat.
Dari keterangan petugas keamanan rumah sakit, AU diketahui memang sering terlihat di lokasi, terutama di area yang berkaitan dengan pelayanan persalinan.
Baca Juga: Saham Wilmar Rontok 4 Persen Usai Kejagung Pamer Duit Rp11,8 Triliun, Pukulan Terbesar dalam 5 Tahun
Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa ia menjadikan rumah sakit tersebut sebagai target utama untuk menjaring korban.
Saat ini, AU telah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.
Ia dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan, dan akan diproses secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Kapolsek Palmerah pun mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap tawaran adopsi yang tidak melalui jalur resmi atau tanpa rekomendasi dari lembaga yang kredibel.
“Kalau ada tawaran adopsi yang terdengar terlalu mudah dan murah, masyarakat harus hati-hati. Proses adopsi yang legal harus melalui pengadilan dan instansi berwenang,” tegas Eko.
Baca Juga: Ekskalasi Serangan Meningkat, WNI di Iran Siaga 1 Siap Evakuasi
Ia juga mengapresiasi keberanian korban yang melaporkan kejadian tersebut, karena langkah itu berperan penting dalam membongkar modus pelaku yang sudah lama beroperasi.
Dengan adanya penangkapan ini, pihak kepolisian berharap tidak ada lagi korban yang jatuh dalam perangkap serupa, serta masyarakat bisa lebih memahami pentingnya prosedur resmi dalam hal sensitif seperti adopsi anak.***