nasional

Ada Giant Sea Wall Berapa Besar Kerugian Keanekaragaman Hayati Laut Kita

Selasa, 17 Juni 2025 | 14:46 WIB
Proyek pembangunan tanggul laut di Kampung Nelayan Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara. / suaramerdeka.com

Namun, program NCICD di Jakarta saja diperkirakan merugikan nelayan hingga puluhan miliar rupiah setiap tahunnya, berdasarkan kajian Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2016.

Selain itu, kerusakan terumbu karang dan keanekaragaman hayati lainnya dikhawatirkan dapat mematikan pariwisata di pesisir utara Jawa.

"Karimun Jawa dan beberapa titik lainnya itu potensi pariwisata lautnya besar sekali, tapi kalau sampai rusak, ya hilang sudah potensi-potensi itu," kata Erwin.

Baca Juga: Tablet AI Harga 1 Jutaan? Itel VistaTab 11 Hadir dengan Fitur Keren Buat Anak Belajar Makin Cerdas dan Aman!

Sebelumnya, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mengungkap hingga saat ini pemerintah telah menghabiskan anggaran hingga Rp123 triliun untuk mendukung pembangunan tanggul laut di sekitar pesisir pantai utara. 

AHY menjelaskan, anggaran sebesar Rp123 triliun tersebut direalisasikan untuk mendukung pembangunan kurang lebih 41 kilometer (Km) di pantai sekitar Jakarta. 

“Kalau ditanya berapa kurang lebih studi yang pernah kami lakukan di waktu sebelumnya adalah kurang lebih US$8 miliar atau Rp123 triliun itu hanya untuk wilayah Jakarta, kurang lebih 41 km,” kata AHY saat ditemui di JICC dalam agenda International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, Jakarta. 

Baca Juga: Resmi Cair! BSU, PKH, dan BPNT 2025 Sudah Masuk Rekening, Ini Jadwal Lengkap dan Cara Cek Penerimanya

Sejalan dengan hal itu, AHY memberi sinyal bahwa rencana pembangunan tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara jawa (Pantura) yang terbentang dari Banten hingga Gresik bakal membutuhkan anggaran yang sangat jumbo.  

“Jadi jangan membayangkan membangun giant sea wall itu dari ujung ke ujung kita bikin tanggul raksasa, karena selain tidak feasible juga saya rasa masih banyak prioritas lain yang harus bisa kita teruskan,” kata AHY dalam agenda FGD Strengthening Coastal Resilience: Infrastructure Solutions for Coastal Protection and Flood Mitigation, di Jakarta, Rabu,4 Juni 2025.

Sejalan dengan hal itu, AHY menyebut pelaksanaan pembangunan infrastruktur guna memitigasi kenaikan muka air laut tersebut bakal dilakukan melalui berbagai program. 

Baca Juga: Jokowi Lewat Kuasa Hukumnya Tetap Tak Akan Tunjukkan Ijazah Asli, Khawatir Terjadi Chaos

Program yang dimaksud yakni mulai dari pembangunan Giant Sea Wall hingga melakukan pengembangan wilayah untuk relokasi sejumlah masyarakat yang memungkinkan untuk direlokasi. Selain itu, AHY mengatakan upaya pemerintah menangani banjir rob juga bakal dilakukan lewat penanaman Mangrove di sekitar pantai.  

“Oleh karena itu sekali lagi pastikan strategi yang kita pilih pada saat itu benar-benar yang sesuai. Misalnya ada pendekatan revitalisasi di daerah-daerah yang memang penduduknya tidak terlalu banyak dan terlalu padat Itu bisa saja dilakukan relokasi sebagai opsi yang paling masuk akal,” pungkasnya.

 

Halaman:

Tags

Terkini