HUKAMANEWS - Pemerintah tengah bersiap untuk menuntaskan proyek besar: penulisan ulang sejarah Indonesia.
Langkah ini disebut sebagai upaya merapikan narasi sejarah bangsa agar lebih utuh, berimbang, dan tidak lagi berpijak pada sudut pandang kolonial.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa penulisan ulang ini akan selesai pada Agustus 2025.
Meski prosesnya singkat, hanya dua bulan, Fadli optimis dengan kapabilitas para sejarawan yang terlibat.
Baca Juga: DPR RI Anggap Penghentian PT GAG Kontroversial, Pelaku Lain Lebih Parah
Ia menekankan bahwa proses ini tidak dimulai dari nol, melainkan memperbarui karya-karya lama yang sudah ada sejak era Presiden BJ Habibie.
Proyek ini pun menjadi sorotan publik, bukan hanya karena ambisinya, tapi juga karena sensitifnya isu sejarah dalam lanskap politik dan kebangsaan Indonesia.
Menurut Fadli Zon, proyek ini bukan untuk mengungkit kesalahan masa lalu, melainkan menyajikan narasi sejarah yang memuat pencapaian-pencapaian bangsa dari kacamata nasionalis.
Fadli menjelaskan, penulisan dilakukan oleh tim profesional yang terdiri dari sejarawan berbagai perguruan tinggi.
Penulis yang dilibatkan bukan berasal dari kalangan aktivis atau politisi, melainkan akademisi yang memiliki otoritas dan pengalaman dalam bidang sejarah.
Baca Juga: Serahkan Satu Ekor Sapi, Gereja Katedral Jakarta Gotong Royong Bantu Saudara Yang Lemah
Hal ini dilakukan untuk menjamin obyektivitas dan integritas dalam penulisan.
“Selesainya nanti bulan Agustus, tetapi kita akan ada uji publik,” ujar Fadli saat menghadiri acara di Denpasar, Bali.
Uji publik ini rencananya akan melibatkan akademisi dan masyarakat luas, agar isi narasi sejarah tersebut bisa dikritisi dan disempurnakan secara terbuka.
Menariknya, dalam hari yang sama, Fadli juga menerima masukan dari Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, ketika menghadiri pameran foto karya Guntur Soekarnoputra di Jakarta.