HUKAMANEWS - Pemerintah mengklaim bahwa stok beras pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog mencapai 4 juta ton lebih. Angka stok ini bahkan menjadi yang tertinggi dalam waktu 57 tahun terakhir.
Namun apa daya, harga beras justru mengalami kenaikan di tengah konsumen. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menunjuk pihak yang ditengarai menimbulkan kecurigaan, yakni pasar beras Cipinang.
Dari data yang tersedia, pada 28 Mei 2025 lalu nampak beras yang keluar mencapai 11.410 ribu, padahal di bulan itu rata-rata beras yang keluar hanya sekitar 2.000 ton per hari.
Baca Juga: Walikota Semarang Pinjamkan Mobil Dinasnya Bagi Pasangan Yang Mau Menikah, Gratis!
"Berarti 1.000 truk yang keluar dengan beras dalam satu hari, ini tiba-tiba, mendadak, tidak pernah terjadi selama lima tahun," kata Amran di kantor Kementan, Selasa, 3 Juni 2025
Ia menilai sudah perlu ada investigasi lebih lanjut untuk mencari tahu kemana perginya beras tersebut.
"Ini harus diinvestigasi. Karena data BPS sudah rilis. Bahwa di pengecer turun. Di penggilingan, penggilingan itu identik, dekat dengan petani, di hulu. Kenapa di pengecer naik?" sebut Amran.
Muncul kecurigaan bahwa ada pihak yang secara nyata mempermainkan stok beras dan menjadi mafia dari mahalnya harga beras.
"Kita setengah mati berproduksi (beras), setengah mati membantu petani," imbuhnya.
Sementara itu Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri mencatat beberapa temuan dari investigasi perihal dugaan mafia pangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sejak Rabu (4/6/2025). Investigasi yang dipimpin Brigjen Pol. Djoko Prihadi dan Brigjen Pol. Kurniawan Affandi ini menemukan adanya permainan data beras, terutama soal data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton yang ternyata tidak valid.
Angka tersebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir di 27 Mei sebesar 55.853 ton, ditambah pemasukan 2.108 ton, lalu dikurangi hasil stock opname pada 28 Mei sebesar 46.551 ton.
Baca Juga: Cair Bulan Juni 2025, Ini Cara Cek Penerima BSU Rp 600.000 Bisa Langsung dari HP
Satgas menyebut, data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC.