HUKAMANEWS - Sebuah bencana tambang di Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, mengguncang publik dan menjadi sorotan dunia.
Peristiwa yang terjadi pada Jumat pagi, 30 Mei 2025, ini menewaskan belasan pekerja tambang dan masih menyisakan korban yang belum ditemukan.
Tambang batu alam yang berada di Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, mendadak longsor saat aktivitas penambangan tengah berlangsung.
Tragedi ini tidak hanya mengejutkan warga sekitar, tapi juga memicu perhatian media internasional, mulai dari Reuters hingga Associated Press.
Hingga Sabtu, 31 Mei, tercatat 17 orang dinyatakan meninggal dunia dan delapan lainnya masih dalam pencarian.
Upaya penyelamatan terus dilakukan dengan kondisi medan yang penuh tantangan dan risiko longsor susulan.
Badan Geologi telah mengungkap penyebab utama longsor, yakni metode penambangan yang dianggap berbahaya.
Metode yang digunakan adalah pemotongan dari bawah ke atas, yang memperlemah struktur tanah di kawasan dengan lereng curam.
Cara ini dinilai sangat berisiko, terlebih tanpa dukungan teknologi pengamanan yang memadai.
Petugas penyelamat dari berbagai instansi seperti TNI, Polri, Basarnas, hingga relawan diturunkan untuk membantu evakuasi.
Jumlah personel penyelamat ditingkatkan secara signifikan dari 10 menjadi 27 orang guna mempercepat proses pencarian korban.
Namun, cuaca buruk dan medan berbatu membuat proses penyelamatan tidak mudah.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara tegas memerintahkan penutupan tambang Gunung Kuda dan empat tambang serupa di wilayah lain.