"Kan menurut si Tony orang saya sudah tahu, saya tahu Tony diteken, diinjek kakinya (PDIP), supaya menyeret nama saya, PDIP framing saya," katanya.
Saat ditanya tentang PDIP apakah bentuk balas dendam kepada Jokowi, Budi Arie mengatakan,
"Ya ya sudah nanti kita jelasin gitu loh, karena kalau dibiarin liar kena mereka semua, kena, paham gak dan kalian gak sadar ikut genderang mereka, buset judulnya," ujar Budi Arie sembari menggerutu.
"Saya sih bukan apa-apa, yakin tenang, tapi jengkel aja ma temen-temen, nih gimana sih temen-temen bikin judulnya begini, ikut-ikutan, bisa dipahami gak," katanya.
"Bisa dipahami gak," ulang Budi Arie.
Menurut Budi Arie dirinya tak mau rekaman pembicaraannya dimuat.
"Saya gak mau dimuat, saya gak mau, jangan framing saya ngerti gak," katanya.
Namun justru sang wartawan mengatakan bahwa dirinya perlu memuat bantahan dari Budi Arie, agar pemberitaan tentang dirinya seimbang.
"Ya udahlah kalian tulis semaunya, saya gak mau komen lagi, kok ngeyel, saya gak mau ngomong dulu, saya maping dulu mana media lawan mana media kawan," katanya.
Namun sang wartawan itu mengatakan, justru dia ingin menengahi masalahnya dan bukan sebagai media lawan atau pun kawan.
Masih tak terima dengan pemberitaan dirinya terima jatah 50 persen dari judol, menurut Budi Arie dirinya benar-benar diframing PDIP.
"Itu judul dari kutipan kalimatnya dakwaan Tony, dia mengatakan Menteri Budi Arie minta jatah 50 persen dari penjagaan situs, cuma judulnya gitu buset dah," katanya.
Wartawan pun menegaskan dirinya tidak melipir dari fakta yang didapat.
Menurut Budi Arie, Tony sengaja mengatakan dirinya minta jatah 50 persen.
Baca Juga: Putri Elisabeth Ningrat Asal Belgia Ikut Terancam Melanjutkan Studinya di Universitas Havard