nasional

Penting Bagi Ibu Melek Fenomena Perubahan Iklim, Efeknya Jelas Tumbuh Kembang Anak Bisa Terganggu

Minggu, 20 April 2025 | 14:49 WIB
Ilustrasi: Pemerintah diminta tingkatkan infrastruktur kebencanaan untuk hadapi cuaca ekstrem dan lindungi keselamatan masyarakat Indonesia. (Freepik / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS – Terlihat sepele, faktanya perubahan iklim, hujan ekstrem saja nyata membawa pengaruh nyata bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Ujungnya membawa konsekuensi serius terhadap tumbuh kembang anak.

Dokter Spesialis Anak, dr. Dayu Purnama, mengungkapkan bahwa perubahan iklim dapat menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya angka stunting. Menurutnya, berbagai kondisi ekstrem akibat perubahan iklim turut memengaruhi status gizi anak.

“Perubahan iklim juga mempengaruhi tumbuh kembang anak dan bisa menjadi salah satu penyebab stunting,” ujar dr. Dayu, Minggu 20 April 2025.

Baca Juga: Bukan Cuma Kuat, Infinix XBOOK B15 Juga Kencang! Cek Spesifikasi Lengkapnya Sebelum Rilis 23 April 2025

Sebagai ibu, menurut pandangannya harus memiliki perhatian khusus terhadap kondisi iklim dalam konteks kesehatan anak.Contohnya suhu ekstrem seperti gelombang panas (heatwave), lanjut Dayu, dapat menyebabkan heatstroke pada anak-anak. Kondisi ini kerap menurunkan nafsu makan anak, sehingga berdampak langsung pada kecukupan asupan gizi yang penting selama masa pertumbuhan.

“Misalnya heatstroke bisa mengurangi nafsu makan pada anak,” ujarnya. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hal tersebut berisiko menyebabkan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.

Bencana alam yang diperburuk oleh iklim ekstrem seperti banjir juga memperburuk kesehatan anak. Dalam situasi tersebut, akses air bersih sering kali terbatas, meningkatkan risiko penyakit seperti diare yang berkontribusi pada penurunan status gizi.

Baca Juga: Mau Liburan Naik Pesawat Bareng Kucing? Ini Syarat Resmi dan Trik Aman Biar Anabul Nggak Stres di Udara!

“Jika terjadi bencana alam seperti banjir, air bersih sulit dan bisa memicu diare pada anak,” jelas Dayu. Ia menyoroti pentingnya intervensi cepat untuk mencegah kondisi gizi anak memburuk saat terjadi bencana.

Perubahan iklim juga memengaruhi ketahanan pangan nasional. Musim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen, yang pada akhirnya berdampak pada ketersediaan pangan bergizi di masyarakat, termasuk bagi anak-anak.

“Musim yang tidak menentu yang mengakibatkan gagal panen bisa pengaruh pada produksi pangan,” katanya. Hal ini mengancam akses masyarakat terhadap makanan sehat dan berkualitas.

Baca Juga: Megawati Hangestri Resmi Gabung Gresik Petrokimia, Kekayaannya Ternyata Lebih dari Sekadar Gaji Voli

Alih - alih untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti di kamp pengungsian, dr. Dayu menekankan pentingnya memastikan ketersediaan makanan tinggi protein untuk anak-anak. Menu sederhana seperti telur dapat menjadi sumber gizi utama yang mudah disediakan.

“Jika memang terjadi saat di camp pengungsian, menu protein seperti yang paling mudah seperti telur, harus tersedia bagi anak,” ujarnya. 

Halaman:

Tags

Terkini