HUKAMANEWS – Subandi, salah satu pengusaha tempe di Banyudono Boyolali mengungkapkan, dua minggu lalu, harga kedelai Rp 800 ribu per kuintal sekarang sudah diangka Rp 980 ribu per kuintal.
"Sudah ada kenaikan berapa itu? perkilonya sekarang Rp 9800, tadinya Rp 8000,” jelas Subandi.
Kenaikan harga kedelai sudah terjadi sejak setengah bulan lalu, Ia mengatakan dengan adanya kebijakan tersebut dikhawatirkan bakal menyebabkan kenaikan harga bahan baku kedelai secara terus menerus. Untuk saat ini, pabrik tempe miliknya dapat memproduksi 420 kilogram (kg) kedelai per hari.
Baca Juga: Bukan Cuma Lucu tapi Hasilkan Cuan, Begini Cara Bikin Kucing Kamu Jadi Selebgram di Instagram!
“Sejak ada wacana ekspor impor dari Amerika, karena memang saya ambil kedelai itu impor dari Amerika, kalau harganya naik terus. Ya pengusaha tempe akan kesulitan membeli kedelai” katanya.
Untuk mensiasati kenaikan harga bahan baku kedelai, Subandi menuturkan lebih memilih mengurangi ukuran potongan tempe daripada menaikkan harga jual tempe. Dari awalnya 2 meter tempe dipotong menjadi 6 bagian, kini diubah menjadi 7 bagian dengan panjang rata-tara 28 centimeter (cm) dari sebelumnya 30 cm.
Selain kenaikan harga kedelai, Subandi juga mengeluhkan pasokan kedelai yang berkurang. Dari permintaan 10 ton, ia hanya dikirim 5 ton kedelai. Ia beranggapan yang 5 ton akan dikirim 2 hari dengan harga jauh lebih tinggi.
Kekhawatiran para pengrajin juga sudah diketahui Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Tengah, Sutrisno Supriantoro. Dia menyebut, harga bahan baku kedelai saat ini kembali merangkak naik.
"Kalau Minggu yang lalu Rp 8.500 sekarang sudah diangka Rp 9.700. Ada kenaikan sekitar Rp 1.200 sekarang. Kenaikan itu karena dampak dari adanya kebijakan tarif dari pemerintah Amerika Serikat," kata Sutrisno di Salatiga, Kamis 17 April 2025
Diakuinya, adanya kebijakan tarif impor Amerika Serikat tersebut juga diperparah dengan adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang sempat mencapai Rp 17.000. Menurutnya, dengan adanya kebijakan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga kedelai secara terus menerus.
"Diperkirakan ke depan akan naik terus. Dampaknya perajin akan mengalami kesulitan pembelian kedelai," kata Sutrisno.
Pihaknya mengaku, telah mengirimkan surat kepada pemerintah Jateng dan juga wilayah Kabupaten maupun kota melalui Kopti di masing-masing daerah. Harapannya pemerintah bisa turun tangan membantu kesulitan para perajin tahu tempe.