Menariknya, meski suasana pertemuan disebut hangat dan banyak canda tawa, Dasco menegaskan belum ada pembahasan soal penyatuan visi atau koalisi.
Namun publik tentu paham, dalam politik, sinyal tak selalu disampaikan lewat kata-kata langsung.
Bisa saja pertemuan ini menjadi langkah awal penjajakan politik antara Gerindra dan PDIP menjelang pembentukan kabinet baru.
Saling tukar pengalaman dan perspektif hanyalah cara halus untuk membangun chemistry politik yang lebih dalam ke depan.
Bisa jadi, pertemuan seperti ini akan terus berlanjut secara tertutup dan terstruktur.
Kalau kamu mengikuti perkembangan politik dalam beberapa bulan terakhir, kamu pasti menyadari bahwa Jokowi belakangan ini mulai terlihat ‘sendirian’ dalam beberapa isu besar.
Hubungan dengan PDIP sempat memanas, dan kini, Megawati justru memilih membuka ruang dialog dengan Prabowo yang pernah menjadi rivalnya.
Pertemuan ini pun bisa jadi menjadi titik awal pembentukan poros baru, di luar bayang-bayang Jokowi.
Apalagi jika Prabowo dan Megawati memutuskan untuk menyatukan kekuatan dalam membentuk pemerintahan nasional.
Jika itu benar terjadi, maka Jokowi bisa saja kehilangan posisi strategisnya dalam transisi kekuasaan.
Baca Juga: Prabowo Subianto Kenang Mgr. Petrus Turang: Sosok Teladan yang Hidup untuk Rakyat Kecil
Dan itu tentu bukan hal kecil.
Meski belum ada pembicaraan formal soal koalisi, banyak pihak mulai melihat Megawati sebagai sosok yang berpotensi memainkan peran kunci dalam pemerintahan Prabowo.
Dengan modal sejarah, jaringan politik, dan pengalaman sebagai presiden, Megawati punya kapasitas untuk menjadi penyeimbang dalam pemerintahan yang akan datang.