HUKAMANEWS - Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi yang terletak di wilayah Puncak, Bogor, tidak mampu mencegah banjir kiriman. Curah hujan yang tinggi dan sebarannya yang luas, membuat banjir kiriman tetap terjadi di wilayah Jabodetabek.
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna pun lantas mempertanyakan perencanaan teknis pembangunan kedua bendungan itu.
"Posisi curah hujan tertinggi ada di daerah Katulampa, inilah yang bisa dikatakan perencanaan teknis kita di awal menangkap curah hujan di wilayah Puncak tetapi yang terjadi adalah curah hujan tinggi itu berada di luar wilayah tangkapan dari Waduk Ciawi dan Sukamahi." kata Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna.
Baca Juga: Deflasi Semu, Penurunan Daya Beli Masyarakat Tak Terlihat Nyata
Menjawab persoalan ini, Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti memastikan tidak ada permasalahan infrastruktur yang menyebabkan banjir terjadi di Jabodetabek. Kedepannya, sebagai langkah antisipasi, pemerintah akan mengeruk sedimen di sungai-sungai demi memperbesar volume air.
"Untuk penanganannya, berarti nanti kita akan keruk sedimen-sedimentasi yang ada di sungai-sungai. Itu yang utama, yang harus dilakukan bersama-sama.
Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering pertama di Indonesia. Jokowi menyebut, Bendungan Ciawi dan Sukamahi akan mampu mengendalikan banjir di 12 kelurahan di Jakarta. Bendungan diharapkan bisa menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango, sebelum sampai ke Bedung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.
Baca Juga: Eks Pejabat Pajak Diduga Terima Rp 21,5 M! KPK Periksa, Tapi Kenapa Belum Ditahan?
Sejak diresmikan pada Desember 2022, pemerintah menyatakan, Bendungan Ciawi memiliki volume tampung air sebanyak 6,05 juta meter kubik dan luas area genangan 39,40 hektare. Harapannya mampu mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.
Sementara, Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare. Bendungan ini bisa mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik.***