"Saya lagi tidur, tiba-tiba ramai di bawah, banyak yang mengungsi. Langsung sadar kalau banjir sudah datang," ujar Minharudin.
Ia dan keluarganya bergegas menyelamatkan barang-barang berharga ke lantai atas sebelum air merendam habis rumah mereka. Beruntung, beberapa barang penting seperti kulkas, motor, dan lemari masih bisa diselamatkan.
Sementara itu, Solihan (45), warga lainnya, memilih memasak sahur lebih awal. "Sampai dipastikan Siaga 1, kita langsung pindahin barang dan masak sahur dari jam 21.00 WIB. Kompor dan makanan kita amankan di lantai atas," ungkapnya.
Baca Juga: Mudik Gratis Bareng BUMN 2025, 78 Perusahaan Siap Fasilitasi Pemudik, Begini Detailnya!
Berbuka dengan Nasi Box Bantuan
Ketika malam tiba, warga yang terdampak banjir menghadapi kesulitan untuk memasak makanan berbuka.
Rumah yang masih tergenang dan peralatan memasak yang sulit digunakan membuat mereka mengandalkan bantuan makanan dari berbagai instansi.
"Mau masak susah, air belum ada, kompor juga nggak bisa dipakai. Untung ada bantuan nasi box sekitar jam 17.00 WIB," kata seorang warga, Pipit (45).
Setiap keluarga mendapatkan jatah makanan untuk berbuka, yang dibagikan oleh relawan dan pihak berwenang.
"Alhamdulillah, keluarga saya kebagian nasi box. Lumayan buat buka puasa di tengah kondisi seperti ini," tambah Pipit.
Banjir yang datang di bulan Ramadan ini menambah beban bagi warga Jakarta.
Selain harus bertahan di tengah genangan air, mereka juga harus tetap menjalankan ibadah puasa dengan segala keterbatasan.
Warga berharap bantuan terus mengalir hingga situasi kembali normal dan mereka bisa menjalani Ramadan dengan lebih tenang.***