HUKAMANEWS - Dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah di Indonesia kembali mencuat ke permukaan.
Nama pengusaha minyak Mohammad Riza Chalid disebut-sebut sebagai kunci utama dalam mengungkap skandal yang diduga merugikan negara hingga Rp1.000 triliun.
Kasus ini semakin menarik perhatian publik setelah Kejaksaan Agung menggeledah rumah dan kantornya di Jakarta.
Apakah ini akan menjadi babak baru dalam pemberantasan mafia minyak? Ataukah hanya sekadar pergantian aktor dalam permainan lama?
Baca Juga: Sidang Praperadilan Kedua Hasto Dimulai! Akankah Status Tersangka KPK Gugur di PN Jaksel Hari Ini?
Pengusaha Minyak yang Memegang "Kartu As" Korupsi
Nama Mohammad Riza Chalid bukanlah sosok asing dalam industri minyak tanah air.
Pria yang kerap disebut sebagai "raja minyak" ini kembali terseret dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, produk kilang, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Dalam sebuah unggahan di media sosial X, akun King Purwa menegaskan bahwa keseriusan pemerintahan Prabowo dalam memberantas korupsi minyak bergantung pada bagaimana negara memperlakukan Riza Chalid.
"Kuncinya niat pemerintah @prabowo terhadap korupsi 1.000 T minyak mentah pertamina adalah perlakuan kpd orang ini," tulis King Purwa, Senin, 3 Februari 2025.
Baca Juga: Honor Magic Series Dapat Update 7 Tahun! Saingi Samsung dan Apple dengan Fitur AI Super Canggih
Unggahan tersebut semakin mengundang perhatian karena menyebut bahwa Riza Chalid memegang daftar hitam pejabat tinggi negara yang diduga menikmati hasil korupsi minyak.
"Dia memegang kartu As, DAFTAR HITAM para pejabat tinggi negara yang menikmati hasil korupsi itu," lanjutnya.
Ditelusuri Kejaksaan Agung, Anaknya Sudah Jadi Tersangka
Dugaan keterlibatan Riza Chalid semakin kuat setelah Kejaksaan Agung menetapkan anaknya, Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR), sebagai tersangka.